Tim Dosen Program Studi Sistem Informasi (SI) Soegijapranata Catholic University (SCU) berhasil mengembangkan platform digital inovatif untuk merevolusi cara anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Mulia Prasama Danarta, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang mengelola keuangan mereka. Tujuannya untuk menggantikan pencatatan manual yang tidak lagi efisien dengan solusi teknologi berbasis laman atau website yang modern dan fungsional.
Proyek yang dipimpin oleh Ir. Andre Kurniawan Pamudji, MLing ini merupakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang mendapatkan pendanaan dari Program Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA), Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kemendiktisaintek.
Sebelumnya, anggota koperasi yang mayoritas merupakan pelaku UMKM mengandalkan metode Kartu Anggaran (KARA) dan Kartu Harian (KARI) yang dicatat di atas kertas. Metode manual ini memiliki banyak keterbatasan, seperti memakan waktu untuk rekapitulasi, rentan terhadap kesalahan hitung, dan risiko kehilangan data.
Menjawab tantangan tersebut, Andre dan timnya merancang sebuah platform website canggih yang tidak hanya mendigitalkan sistem KARI dan KARA, tetapi juga menambahkan fitur-fitur unggulan. Adapun di antaranya fitur sinkronisasi anggaran real-time dan dasbor laporan otomatis yang bisa memberikan analisis pengeluaran terbesar, sehingga anggota bisa membuat keputusan finansial yang lebih cerdas. “Fokus kami adalah menciptakan teknologi yang benar-benar menjawab kebutuhan pengguna. Platform ini bukan sekadar buku catatan digital,” ujar Andre.
Kolaborasi ini disambut hangat KSP Mulia Prasama Danarta. Kemitraan yang diwakili Apolonia Bekti Lestari ini melihat inovasi digital sebagai langkah strategis untuk meningkatkan literasi keuangan dan daya saing para anggotanya di era digital.
“Kami sangat berterima kasih atas solusi yang diberikan oleh SCU. Platform ini sangat membantu anggota kami. Sebelumnya, mereka harus menghitung semuanya secara manual, sekarang laporan keuangan bisa dilihat hanya dengan beberapa klik,” kesan Apolonia.
PKM yang berlangsung pada Juli-September 2025 ini diakhiri dengan evaluasi yang menunjukkan mayoritas peserta menyatakan akan terus menggunakan platform ini karena terbukti mudah dioperasikan dan sangat bermanfaat.
Hasil evaluasi ini menurut Andre menunjukkan bahwa adopsi teknologi di kalangan UMKM dan koperasi sangat mungkin dilakukan jika solusinya dirancang secara partisipatif. Pihaknya pun berharap inovasi ini dapat menjadi model bagi koperasi lain. “Agar mereka (koperasi) bisa bertransformasi secara digital, mendorong inklusi keuangan, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi para pelaku UMKM,” tandas Andre.