Logo Soegijapranata Catholic University (SCU) White
Search...
Close this search box.

Sejarah

Sejarah Universitas Katolik Soegijapranata diawali dengan berdirinya Unika Atma Jaya Semarang. Gagasan awal pendirian Unika Atma Jaya Semarang dicetuskan pada bulan Juli 1963, pada waktu itu diselenggarakan musyawarah umat Katolik sejawa Tengah. Dr Frans Seda sebagai ketua umum partai Katolik dan ketua Yayasan Unika Indonesia Atma Jaya Jakarta, melontarkan gagasan kemungkinan mendirikan Universitas Katolik di Semarang dan mendapatkan tanggapan positif dari para sarjana dan pemuka umat Katolik.

Kampus Unika Atma Jaya,
Jl. Seroja

Pada 5 Juli 1964 diputuskan berdirinya Universitas Katolik Atma Jaya Cabang Semarang, meliputi Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan lembaga pendidikan asisten apoteker. Kemudian berkembang dengan berdirinya Fakultas Pertanian, Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknik.

Kampus Unika Atmajaya terdiri di beberapa tempat yaitu Jalan Brigjen 27 Semarang, Jalan Srigunting Nomor 10 Semarang, Jalan Seroja Semarang dan Jalan Seroja dalam satu Semarang. Sebagai pengelola dan pengusaha dana maka didirikan Yayasan sandjojo Pada tahun 1966. Namun, pada tahun 1970 Unika Atmajaya Cabang Semarang mengalami kemunduran dan krisis baik itu internal maupun eksternal maka dengan berbagai pertimbangan Yayasan sanjoyo memilih memutuskan untuk membekukan Unika Indonesia Atmajaya pada 25 Oktober 1972.

Keputusan pembekuan tersebut, menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, terutama mahasiswa teknik jurusan arsitektur yang gigih memperjuangkan tetap berlangsungnya Fakultas Teknik jurusan arsitektur, termasuk dosen-dosen yang tetap berniat untuk mengajar walaupun tanpa menerima gaji. Maka, dilakukan upaya menyelamatkan eksistensi Fakultas Teknik dengan cara mengubah nama menjadi Institut Teknologi Katolik di Semarang (ITKS).

Perkembangan ITKS cukup mengembirakan termasuk bantuan pemerintah melalui Kopertis Wilayah 6 dalam bentuk sarana, bantuan teknis dan finansial, juga bantuan dari Pemda dan pihak swasta, semakin mendorong kemajuan ITKS. Perkembangan ITKS dengan keinginan untuk semakin memperluas layanan pendidikan, mendorong ITKS sebagai Institute perlu diubah menjadi universitas.

Mgr. Alb. Soegijapranata S.J.

Gagasan tersebut muncul pada tahun 1981 dan disetujui untuk perubahan ITKS menjadi universitas. Pada saat itu Dr. A. Suroyo mengusulkan nama Soegijapranata sebagai nama universitas dengan pertimbangan bahwa Mgr. Alb. Soegijapranata merupakan seorang pahlawan nasional, salah satu putra bangsa terbaik yang pantas menjadi teladan orang Katolik Indonesia.

Mgr. Alb. Soegijapranata adalah Uskup Agung Semarang pribumi yang pertama menjadi tokoh nasional yang dalam keadaan sulit selalu menunjukkan sifat yang khas dalam pandangannya di bidang kenegaraan, kebangsaan, kemasyarakatan, pendidikan, dan kerohaniannya, sifat khasnya adalah semangat kebangsaan yang didasari oleh cinta kepada bangsa dan tanah airnya, kepada umat Katolik, beliau selalu berpesan jadilah orang Katolik 100% dan orang Indonesia 100%, usulan nama Soegijapranata sebagai Universitas secara aklamasi disetujui.

Pada bulan Juli 1981 melalui SK Yayasan sanjoyo nomor 175 tahun 1981, secara resmi ITKS dilebur menjadi Universitas Katolik Soegijapranata dengan lokasi kampus di Jalan Pandanaran 100 Semarang. Berdirinya Universitas Katolik Soegijapranata memperoleh dukungan, tidak hanya dari umat Katolik dan Keuskupan Agung Semarang tetapi juga lingkungan pendidikan tinggi seperti Universitas Diponegoro, Kopertis Wilayah 6, Pemda, maupun pemerintah pusat. Kemudian pada bulan Juli 1983 diciptakan dan ditetapkan lagu hymne dan Mars Unika Soegijapranata yang digubah dan diaransir oleh Insinyur Ardianto Susilo yang sampai sekarang selalu dikumandangkan.

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang,
Jl. Pandanaran 100

Pada saat Unika Soegijapranata berdiri tanggal 5 Agustus 1982 dibuka tiga fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi, selain sarana akademis yang disempurnakan sesuai dengan perkembangan peningkatan tenaga pengajar, sarana-prasarana maka gedung di Jalan Pandanaran 100 sudah tidak memungkinkan untuk menampung kegiatan pendidikan yang semakin meningkat. Secara kebetulan rencana ini sejalan dengan rencana tata Kota Semarang yang menempatkan lembaga pendidikan swasta pada satu lokasi di Bendan Semarang Barat. Pembangunan gedung pertama adalah studio Arsitektur Fakultas Teknik yang selesai Tahun 1985 dan merupakan gedung bantuan Kopertis Wilayah 6.

Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini Unika Soegijapranata memiliki 26 Program Sarjana, 6 Program Internasional, 7 Program Magister, 2 Program Doktor, dan 1 Program Profesi. Selain itu, Unika Soegijapranata telah memiliki kerjasama dengan institusi dan asosiasi perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri. Suasana akademik di Unika Soegijapranata selalu mendorong segenap civitas akademika untuk terus mengembangkan hardskill dan softskill, agar dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Unika Soegijapranata telah dikenal oleh berbagai kalangan di Indonesia dengan latar belakang mahasiswa yang beragam, selain itu seluruh civitas akademika Unika Soegijapranata mempunyai kesempatan yang luas dalam mengembangkan nilai kebersamaan dan toleransi dengan terus menjaga nilai cinta kasih, semangat untuk tidak membeda-bedakan sesama, serta nilai keadilan dan kejujuran.

Sejarah Universitas Katolik Soegijapranata diawali dengan berdirinya Unika Atma Jaya Semarang. Gagasan awal pendirian Unika Atma Jaya Semarang dicetuskan pada bulan Juli 1963, pada waktu itu diselenggarakan musyawarah umat Katolik sejawa Tengah. Dr Frans Seda sebagai ketua umum partai Katolik dan ketua Yayasan Unika Indonesia Atma Jaya Jakarta, melontarkan gagasan kemungkinan mendirikan Universitas Katolik di Semarang dan mendapatkan tanggapan positif dari para sarjana dan pemuka umat Katolik.

Kampus Unika Atma Jaya,
Jl. Seroja

Pada 5 Juli 1964 diputuskan berdirinya Universitas Katolik Atma Jaya Cabang Semarang, meliputi Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan lembaga pendidikan asisten apoteker. Kemudian berkembang dengan berdirinya Fakultas Pertanian, Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknik.

Kampus Unika Atmajaya terdiri di beberapa tempat yaitu Jalan Brigjen 27 Semarang, Jalan Srigunting Nomor 10 Semarang, Jalan Seroja Semarang dan Jalan Seroja dalam satu Semarang. Sebagai pengelola dan pengusaha dana maka didirikan Yayasan sandjojo Pada tahun 1966. Namun, pada tahun 1970 Unika Atmajaya Cabang Semarang mengalami kemunduran dan krisis baik itu internal maupun eksternal maka dengan berbagai pertimbangan Yayasan sanjoyo memilih memutuskan untuk membekukan Unika Indonesia Atmajaya pada 25 Oktober 1972.

Keputusan pembekuan tersebut, menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, terutama mahasiswa teknik jurusan arsitektur yang gigih memperjuangkan tetap berlangsungnya Fakultas Teknik jurusan arsitektur, termasuk dosen-dosen yang tetap berniat untuk mengajar walaupun tanpa menerima gaji. Maka, dilakukan upaya menyelamatkan eksistensi Fakultas Teknik dengan cara mengubah nama menjadi Institut Teknologi Katolik di Semarang (ITKS).

Perkembangan ITKS cukup mengembirakan termasuk bantuan pemerintah melalui Kopertis Wilayah 6 dalam bentuk sarana, bantuan teknis dan finansial, juga bantuan dari Pemda dan pihak swasta, semakin mendorong kemajuan ITKS. Perkembangan ITKS dengan keinginan untuk semakin memperluas layanan pendidikan, mendorong ITKS sebagai Institute perlu diubah menjadi universitas.

Mgr. Alb. Soegijapranata S.J.

Gagasan tersebut muncul pada tahun 1981 dan disetujui untuk perubahan ITKS menjadi universitas. Pada saat itu Dr. A. Suroyo mengusulkan nama Soegijapranata sebagai nama universitas dengan pertimbangan bahwa Mgr. Alb. Soegijapranata merupakan seorang pahlawan nasional, salah satu putra bangsa terbaik yang pantas menjadi teladan orang Katolik Indonesia.

Mgr. Alb. Soegijapranata adalah Uskup Agung Semarang pribumi yang pertama menjadi tokoh nasional yang dalam keadaan sulit selalu menunjukkan sifat yang khas dalam pandangannya di bidang kenegaraan, kebangsaan, kemasyarakatan, pendidikan, dan kerohaniannya, sifat khasnya adalah semangat kebangsaan yang didasari oleh cinta kepada bangsa dan tanah airnya, kepada umat Katolik, beliau selalu berpesan jadilah orang Katolik 100% dan orang Indonesia 100%, usulan nama Soegijapranata sebagai Universitas secara aklamasi disetujui.

Pada bulan Juli 1981 melalui SK Yayasan sanjoyo nomor 175 tahun 1981, secara resmi ITKS dilebur menjadi Universitas Katolik Soegijapranata dengan lokasi kampus di Jalan Pandanaran 100 Semarang. Berdirinya Universitas Katolik Soegijapranata memperoleh dukungan, tidak hanya dari umat Katolik dan Keuskupan Agung Semarang tetapi juga lingkungan pendidikan tinggi seperti Universitas Diponegoro, Kopertis Wilayah 6, Pemda, maupun pemerintah pusat. Kemudian pada bulan Juli 1983 diciptakan dan ditetapkan lagu hymne dan Mars Unika Soegijapranata yang digubah dan diaransir oleh Insinyur Ardianto Susilo yang sampai sekarang selalu dikumandangkan.

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang,
Jl. Pandanaran 100

Pada saat Unika Soegijapranata berdiri tanggal 5 Agustus 1982 dibuka tiga fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi, selain sarana akademis yang disempurnakan sesuai dengan perkembangan peningkatan tenaga pengajar, sarana-prasarana maka gedung di Jalan Pandanaran 100 sudah tidak memungkinkan untuk menampung kegiatan pendidikan yang semakin meningkat. Secara kebetulan rencana ini sejalan dengan rencana tata Kota Semarang yang menempatkan lembaga pendidikan swasta pada satu lokasi di Bendan Semarang Barat. Pembangunan gedung pertama adalah studio Arsitektur Fakultas Teknik yang selesai Tahun 1985 dan merupakan gedung bantuan Kopertis Wilayah 6.

Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini Unika Soegijapranata memiliki 26 Program Sarjana, 6 Program Internasional, 7 Program Magister, 2 Program Doktor, dan 1 Program Profesi. Selain itu, Unika Soegijapranata telah memiliki kerjasama dengan institusi dan asosiasi perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri. Suasana akademik di Unika Soegijapranata selalu mendorong segenap civitas akademika untuk terus mengembangkan hardskill dan softskill, agar dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Unika Soegijapranata telah dikenal oleh berbagai kalangan di Indonesia dengan latar belakang mahasiswa yang beragam, selain itu seluruh civitas akademika Unika Soegijapranata mempunyai kesempatan yang luas dalam mengembangkan nilai kebersamaan dan toleransi dengan terus menjaga nilai cinta kasih, semangat untuk tidak membeda-bedakan sesama, serta nilai keadilan dan kejujuran.