Pertunjukan wayang orang yang disuguhkan Ngesti Pandawa mulai merambah sentuhan teknologi digital. Inovasi itu terjadi pada pagelaran wayang orang dengan lakon “Semar Boyong”, di Gedung Ngesti Pandawa, TBRS Semarang, Sabtu (1/12) malam.
Konsep ini merupakan terobosan baru sebagai upaya menarik masyarakat untuk lebih mencintai dan melestarikan kesenian wayang orang. Pagelaran wayang orang kali ini pun benar-benar berbeda dengan pertunjukan wayang orang sebelumnya.
Pagelaran pun menjadi tampak istimewa, karena dikemas dengan sentuhan teknologi digital, sehingga penampilan panggung menjadi menarik dan memukau.
Bagaimana tidak menarik? Layar belakang panggung tidak lagi gambar atau lukisan monoton, melainkan layar panggung yang futuristik, menampilkan gambar gerak dan berganti-ganti menyesuaikan situasi atau tema cerita.
Selain itu sound sistem, pencahayaan, serta ruangan gedung lebih sejuk, membuat penonton semakin nyaman menyaksikan pementasan wayang.
Inovasi pertunjukan ini dilakukan Ngesti Pandawa bekerja sama dengan Unika Soegijapranata. Dan ini merupakan inovasi pertama yang melibatkan lembaga pendidikan.
Rektor Unika Soegijapranata, Ridwan Sanjaya membenarkan, pertunjukkan wayang orang dengan menggunakan sentuhan teknologi ini merupakan kali pertama disuguhkan dalam pementasan Wayang Orang Ngesti Pandawa.
Terobosan tersebut adalah hasil penelitian mahasiswa Unika Soegijapranata agar penampilan panggung wayang orang menjadi atraktif sekaligus upaya untuk melestarikan budaya bangsa.
“Di luar negeri sentuhan-sentuhan pada layar belakang panggung seperti ini sudah standar. Kini Ngesti Pandawa telah menampilkannya,” katanya.