Universitas Khatolik Soegijapranata (Unika) Semarang menggelar seminar pedagogi dan Andragogi Inovatif 4th Academic Recharging. Acara yang bertema Nurturing Future Leaders Through Education 4.0 digelar di Ruang Theater Thomas Aquinas, Rabu (15/1/2020).
Dalam seminar hadir sebagai narasumber ialah, Tim Ahli Kurikulum dan Pembelajaran Dr Ir Syamsul Arifin dan Pakar Educational Technology Ir Onno W Purbo.
Syamsul Arifin mengatakan, Edukasi 4.0 adalah sebuah respon pendidikan 4.0 yang proses pendidikan akan lebih persnoal. Melihat hal tersebut, menjadi tantangan tersendiri bagi Dosen. Di mana seorang dosen harus mampu selalu mengupdate kemampuannya untuk pembelajaran mahasiswa.
Yang nantinya akan berorientasi pada kemampuan mahasiswa. Karena, untuk tuntutan di bidang pekerjaan nanti, akan lebih banyak pada kemampuan kompetensi, ujarnya.
Sementara itu, Syamsul menambahkan, jika pendidikan di Indoneisa masih ada yang menggunakan 1.0. Yakni pendidikan yang sangat tertutup. Mahasiswa bisa mengetahui sesuai setelah dia bertemu dengan dosennya. Lalu juga masih ada pendidikan 2.0. Di mana kurikulum sudah dibuat dosen dan mahasiswa sudah dapat melihatnya.
Lalu juga ada yang masih 3.0 dimana proses pembelajaran sudah bisa dilakukna di banyak tempat menggunakan e-learning, platform yang ada di internetdan secara audio visual untuk pembelajaran. Kedepan, akan mengarah ke education 4.0 dimana mahasiswa itu bisa memilih mata kuliah yang akan diambil sesuai dengan kebutuhan dia di luar kurikulum prodi yang yang sudah ditetapkan, imbuhnya.
Sementara itu, Onno W Purbo menjelaskan, teknik personalisasi bisa diterapkan untuk mendapatkan data setiap mahasiswa agar nantinya bisa digunakan untuk memaksimalkan potensi, minat dan bakat mahasiswa.
Sama seperti yang diterapkan platform-platform besar. Mereka menggunakan engenering intelegen untuk membaca karakter seorang pengguna untuk kemudian menjadi iklan. Tapi bedanya ini diterapkan di dunia pendidikan. Sehingga nanti akan muncul beberapa arahan atau opsi untuk menentukan karir mahasiswa itu di masa depan, katanya.
Jadi nanti mahasiswa akan diberikan pilihan sesuai minat dan bakatnya usai dideteksi dari mesin intelegen itu. Oh kamu cocoknya di sini lho, kamu cocoknya di sini lho. Jadi harapannya nanti karir mahasiswa itu sesuai dengan karakternya, katanya.