Pages

Unika Perkenalkan Aplikasi Android “Halo Alumni” Dalam Wisudanya

Pada wisuda periode III tahun 2017, Unika Soegijapranata kembali mewisuda sebanyak 316 wisudawan. Wisuda dilaksanakan pada hari Sabtu (9/12) bertempat di Ruang Auditorium Gedung Albertus Unika.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. F Ridwan Sanjaya, MS.IEC selaku Rektor Unika Soegijapranata kembali membahas usaha-usaha universitas dalam menghadapi era disruptif yang ada di dunia perguruan tinggi. Pertanyaan kemudian bermunculan, salah satunya apakah harus mengganti pertemuan fisik dengan elektronik. Prof. Ridwan pun menegaskan Disruptive Innovation tidak harus selalu seperti itu.
“Kita mengambil contoh perpustakaan misalnya, menurut saya perpustakaan menjadi paru-paru pengetahuan bagi sebuah perguruan tinggi. Namun, dalam beberapa kasus, saya melihat fasilitas perpustakaan di beberapa perguruan tinggi malah ditinggalkan. Hal ini ditandai dengan jumlah pengunjungnya yang semakin sedikit. Dengan tidak adanya perpustakaan cukup membuat khawatir karena siapa yang akan berperan sebagai paru-paru pengetahuan di perguruan tinggi. Kami pun mencari tahu dan ternyata bisnis perpustakaan tidak hanya menyoal pada buku yang telah tersedia, melainkan juga pada manusianya yang tidak lain pustakawan itu sendiri. Apabila para pustakawan dilengkapi dengan teknologi informasi,  hal ini bisa menjadi sesuatu yang hebat dalam hal meliterasi pengetahuan. Dengan adanya teknologi informasi, para pustakawan dapat mengajarkan seperti bagaimana menulis tidak plagiat, bagaimana tata cara penulisan referensi yang benar, bagaimana cara menelusuri pengetahuan secara digital” ucap Prof. Ridwan Sanjaya.
“Kami juga melihat fenomena para alumni yang telah lulus dan telah sibuk dengan pekerjaannya, seringkali sulit kembali ke almamaternya, padahal seringkali mereka butuh data dari almamaternya. Sehingga apabila mereka membutuhkan sesuatu dari almamaternya, mereka cenderung meminta tolong temannya bahkan titip info pada adiknya. Intinya, jangan sampai berhubungan kembali dengan kampus karena berhubungan dengan kampus itu rumit dan mengeluarkan biaya. Padahal, apabila para alumni punya gagasan yang positif dan cemerlang, karena tidak terkoneksi seringkali hilang padahal biasanya saat mereka bekerja seringkali muncul ide. Hal inilah yang kami lihat, kami ingin Unika menjadi rumah bagi alumni yang sering dikunjungi meskipun tidak bisa secara secara fisik. Rumah digital bagi alumni tidak hanya menjadi sarana berkomunikasi atau hanya sekedar terhubung dengan alumni, tentunya ada added value disitu. Untuk itu, kami telah meluncurkan aplikasi Halo Alumni, dalam aplikasi ini apabila alumni membutuhkan kampus misalnya keperluan legalisir bisa melalui gadget. Dalam ijazah saat ini, yang penting bukan sekedar adanya cap basah karena itu konvensional, yang terpenting saat ini adanya verifikasi dan otentikasi. Untuk teknologi saat ini, kami memanfaatkan teknologi barcode untuk kebutuhan verifikasi” jelas Prof. Ridwan.
“Aplikasi Halo Alumni juga kami isi dengan fasilitas Crowdfunding, dengan adanya fasilitas ini alumni bisa tahu dan mungkin bisa menjadi investor bagi startup yang dikerjakan oleh almamaternya. Selain itu, kami juga berikan beberapa informasi sehingga para alumni bisa tahu kondisi terakhir di Unika. Seperti pekerjaan, seringkali para alumni membutuhkan universitas pada posisi entry level namun langkah selanjutnya mereka rata-rata mencari sendiri. Padahal dengan menggabungkan banyak orang dalam 1 aplikasi memungkinkan untuk crowdsourcing (orang dalam aplikasi dapat saling berbagi informasi) misalnya di kantor dimana alumni berada sedang membuka lowongan kerja baik itu dalam posisi entry level maupun middle level sehingga bagi mereka yang menginginkan peningkatan karir bisa menengok ke aplikasi Halo Alumni” tutup Prof. Ridwan Sanjaya. (Cal)

Tag

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp