Untuk mengembangkan kepercayaan diri dan memiliki kebanggaan terhadap potensi yang ada di desa, tim KKN Unika yang menetap di Desa Punggelan, Kabupaten Banjarnegara memberikan penyuluhan yang disertai pelatihan mengenai Leadership dan Public Speaking selama 2 hari yaitu dari hari Rabu (1/8) hingga Kamis(2/8).
Pelatihan diadakan di SMPN 1 Punggelan dan diikuti oleh seluruh anggota OSIS, pramuka, dan seluruh ketua kelas. Dalam menyampaikan materi tentang leadership tim KKN dari Unika Soegijapranata menghadirkan Reza Dharmascena (mahasiswa Ilmu Hukum Unika angkatan 2015 dan Ketua Beswan Djarum Regional Semarang-Salatiga) dan Diah Endartisari (mahasiswa Psikologi Unika angkatan 2015) sedangkan materi Public Speaking dibawakan oleh Vincentia Ananda, SIKom.MIKom (dosen Ilmu Komunikasi Unika Soegijapranata) berjudul “Be an Effective Communicator”.
Dalam pemaparan di hari pertama yang mengambil tema leadership, Tisa dan Reza memberikan kiat-kiat menjadi seorang pemimpin. Salah satunya adalah berusaha untuk memahami perspektif setiap anggota tim dan bersikap objektif.
“Jadilah seorang pimpinan yang mampu bersikap baik dengan tulus kepada semua anggota tim sebab mereka bisa merasakan apabila kita sungguh-sungguh peduli kepada mereka. Dengarkan dengan baik, saat mereka memberikan pendapat, berikan pujian kepada anggota tim yang sudah bekerja keras dan yang berprestasi, serta jagalah tutur kata kita. Ingatlah bahwa kita adalah pengambil keputusan. Jadi, tunjukkan perilaku yang layak diteladani oleh anggota tim sehingga mereka berperilaku seperti yang kita harapkan.”
Sedangkan dalam materi Public Speaking, Vincentia Ananda mengawali paparannya dengan memberi contoh mengenai burung rajawali yang hanya dikurung dalam kandang sebesar satu hingga dua meter sehingga tidak mampu terbang dan bergerak bebas karena untuk mengepakkan sayapnya burung rajawali perlu ruang minimal empat meter. Demikian juga dengan masa muda kita, menurut Ananda selagi muda, kita wajib mengexplore bakat yang kita miliki. Jangan sampai membatasi diri sendiri seperti Rajawali yang dikurung. Sedangkan dalam hal pengembangan diri tentu dalam prosesnya kita akan mengalami yang namanya berbicara di depan umum atau Public Speaking, maka faktor takut dan cemas menjadi momok yang harus bisa kita antisipasi dengan beberapa cara.
“Jika disini masih banyak orang yang takut berbicara di depan umum. Itu masih dianggap manusiawi karena berdasar hasil penelitian salah satu universitas di Amerika, menunjukkan bahwa kecemasan saat presentasi di depan umum juga paling banyak dialami responden,” tutur Ananda.
“Untuk mengantisipasinya, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan saat kita berbicara di depan umum, antara lain : kenali audiens sebelum mengadakan presentasi, kuasai materi sebelum berbicara di depan umum, dan tak kalah penting adalah pastikan bahwa kondisi tubuh dalam kondisi yang sehat,” tutupnya. (cal)