Pembelajaran digital atau digital learning semakin dirasakan penting untuk merespon kebutuhan pembelajaran bagi generasi saat ini. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan generasi dan teknologi sekarang ini, menjadikan pembelajaran digital menjadi layak untuk diterapkan dalam dunia pendidikan yang selalu dinamis. Digital learning juga merupakan terobosan dalam teknologi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pendidikan melalui piranti lunak (software) yang terhubung secara online dengan tampilan yang menarik dan interaktif.
Mempertimbangkan pentingnya digital learning dalam pendidikan sekarang ini, maka Gugus Tugas Digital Learning APTIK (DLA) yang diketuai oleh Prof Dr F Ridwan Sanjaya MS.IEC, selama dua hari sejak Selasa hingga Rabu (27/11-28/11) mengadakan “Workshop Pengelolaan dan Pembuatan Konten Digital Untuk Pembelajaran MKU” yang bertempat di lantai 2 gedung Thomas Aquinas Unika Soegijapranata.
Penyelenggaraan workshop di Unika Soegijapranata merupakan bagian dari aktivitas Gugus Tugas DLA yang sebagian besar anggotanya merupakan pustakawan di lingkungan perguruan tinggi APTIK, yaitu Rikarda Ratih (Unika Soegijapranata), Agustinus Risanta (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), dan C. Hudi Ananto (Universitas Atma Jaya Yogyakarta), serta didukung oleh Kepala UPT Manajemen Sistem Informasi (MSI) Unika Soegijapranata, A.P. Rezky Trenggono.
Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr F Ridwan Sanjaya MS.IEC menyampaikan materinya pada sesi pembukaan untuk mengungkapkan maksud diselenggarakannya acara workshop yang diikuti oleh sekitar 20 peserta dari beberapa perguruan tinggi anggota APTIK. “Acara workshop ini adalah acara yang ditugaskan oleh APTIK dimana melanjutkan tugas satgas sebelumnya. Hanya saja yang berbeda dengan pelatihan sebelumnya adalah penggunaan platform Massive Open Online Course (MOOC) dalam masa tugas kali ini. Materinya meliputi pengembangan materi yang kita miliki saat ini agar bisa diakses oleh banyak orang secara massive, serta dari mana saja dan kapan saja tidak terikat dalam suatu jenjang perkuliahan,” jelas Prof Ridwan.
“Konten workshop ini bisa mencakup pengetahuan, keterampilan, ataupun wawasan tertentu yang biasanya dicari oleh anak-anak muda sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang ingin mereka ketahui secara spesifik. Salah satu harapan dari kegiatan ini, semua yang terlibat dalam kegiatan ini, dapat mendukung APTIK dalam membantu permasalahan bangsa terkait dengan isu-isu kebangsaan. Untuk itu, materi yang kita kembangkan dalam dua hari ini terkait materi kebangsaan, multikultural, dan Pancasila. Penggunaan platform MOOC juga diharapkan dapat memudahkan generasi muda dalam mencari kebenaran dan kedalaman pengetahuan yang terkait dengan kebangsaan,” lanjut Prof Ridwan.
“Materi-materi yang dihasilkan dari workshop ini akan dipublikasikan melalui website MOOC di APTIK yang bisa berbentuk gabungan softcopy presentasi, audio, dan video. Dosen dari berbagai kampus juga dapat saling memanfaatkan materi yang tersedia di website tersebut,” tandas Prof Ridwan
Salah satu peserta workshop yang merupakan dosen dari STIMIK Widya Dharma Pontianak Wiknyo, SH, MH, menyampaikan pandangannya terkait penyelenggaraan workshop konten digital ini. “Pertama-tama kita merespon positif kegiatan ini. Yang kedua, kalau dilihat dari konten yang disampaikan dalam pendahuluan acara workshop maka kegiatan ini akan sangat bermanfaat dan akan memberikan suatu keuntungan bagi kita dalam rangka mendalami materi mata kuliah dasar umum yang sekarang ini kalau kita lihat sering diabaikan oleh mahasiswa. Sehingga mata kuliah MKU itu tidak dipandang sebelah mata oleh mahasiswa.”
“Kemudian dalam kegiatan ini, kita juga sedang mencari format yang sesuai, supaya nanti dalam teknis pembuatan konten, materi ini dapat diterima oleh semua kalangan terutama kalangan masyarakat ilmiah di kampus.”
“Sisi lain, dengan konten digital yang kita rancang ini semoga bisa mempertebal rasa kecintaan kita terhadap bangsa dan negara ini, yang tidak lain itu adalah nasionalisme kita harus tetap kuat untuk mengantisipasi aksi-aksi radikalisme yang muncul di tengah bangsa Indonesia,” tutupnya.