Sebanyak 350 mahasiswa Soegijapranata Catholic University (SCU) melakukan aksi nyata pelestarian lingkungan melalui penanaman lebih dari 150 bibit pohon. Menggandeng SCU, program yang diinisiasi Bakti Lingkungan Djarum Foundation ini diselenggarakan pada Rabu, 4 Desember 2024 di Hutan Area Pastoran SCU, Kampus 1 Bendan.
Pendanaan program ini juga didukung Hotel Padma Semarang melalui Lomba Lari Amal Tahunan “Padma Run.” “Tidak langsung mengenalkan pelestarian lingkungan, melainkan mencoba relevan dulu dengan gaya hidup anak muda. Harapannya awareness terhadap lingkungan akan terbangun dari sana,” kata General Manager Hotel Padma Semarang Yani Suwanda.
Bersama Dr. Ferdinandus Hindiarto (Rektor SCU), Rm. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ, MSc (Ketua Yayasan Sandjojo), Jemmy Chayadi (Program Director Bakti Lingkungan Djarum Foundation), Yani Suwanda (General Manager Hotel Padma Semarang) turut membuka kegiatan dengan menanam 1 bibit pohon.
Bukan hanya menanam, mahasiswa juga diajak untuk merawat bibit pohon secara berkala dan konsisten. Mendukung hal tersebut, jaringan air juga turut dibangun untuk mencegah kekeringan yang mungkin melanda, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan pohon.
Adapun bibit pohon yang ditanam di antaranya beringin, mangga, kepoh, dan nangka. “Selain diharapkan berbuah, jenis pohon ini dipilih karena punya chance to survive yang lebih tinggi di tanah dengan lanskap landai di sini,” sambung Jemmy.
Lebih lanjut, Jemmy menjelaskan pihaknya terakhir bekerja sama dengan SCU dalam program serupa pada 2022 lalu. Menurutnya, wujud pelestarian lingkungan perlu dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak, khususnya perguruan tinggi.
“Kampus sebagai rumah kedua mahasiswa semestinya menjadi tempat mereka mulai belajar untuk menjaga dan merawat lingkungan. Harapannya bisa calling memories sebagai step kecil mereka menjadi generasi penjaga lingkungan,” pungkasnya.
Sejalan dengan itu, Dr. Ferdinandus Hindiarto menilai program ini relevan dengan ajakan Paus Fransiskus untuk menjaga lingkungan melalui Ensiklik Laudato Si. “Kami ingin membangun kesadaran mahasiswa terhadap lingkungan, karena di kalangan mereka hal itu tidak populer dilakukan maupun ‘seksi’ untuk dibahas,” ujarnya.
Komitmen serupa juga ditunjukkan melalui Fakultas Ilmu dan Teknologi Lingkungan (FITL) yang menghadirkan program sarjana hingga doktor. Angka mahasiswa di fakultas tersebut menurut Dr. Ferdinand juga kian bertambah, menunjukkan minat ilmu lingkungan semakin tinggi.
Sependapat, Rm. Wiryono menilai tren kesadaran lingkungan semakin tinggi. Hal tersebut menurutnya juga relevan dengan misi untuk mendukung Indonesia Emas 2025. “Masuk ke pilar kedua di poin terakhir, ada pembangunan berkelanjutan dan kepedulian lingkungan. Kalau roh itu kita tekuni, maka bisa isa menggerakkan kolaborasi untuk mewujudkan hal itu,” jelasnya.