
Kepala Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Unika Soegijapranata, Rikarda Ratih S, SSos, MIKom, pada periode pertengahan tahun 2021 telah merealisasikan learning space berbentuk kafe, ruang belajar mandiri, dan ruang diskusi. Dengan pengembangan konsep perpustakaan ini Ia berharap perpustakaan Unika dapat menjadi wadah mahasiswa/i dan dosen untuk berinteraksi atau berdiskusi dalam mendukung kegiatan pembelajaran.
Tidak hanya pengembangan konsep yang disuguhkan kepada para mahasiswa/i dan dosen, melainkan cara peminjaman buku pun kini dapat dilakukan secara daring melalui aplikasi Palapa Perpustakaan yang terdapat di laman sintak.unika.ac.id.

“Dulu, untuk peminjaman dan pengembalian buku langsung datang ke perpustakaan, namun sekarang bisa darimana saja. Jadi dari aplikasi (Palapa Perpustakaan) itu kemudian tinggal memilih mau meminjam buku ke perpus atau lewat kurir. Lha kalau lewat kurir nanti ada pilihannya, kalau klik Go-Send atau Grab maka nanti akan terhubung langsung ke aplikasi mahasiswa,” ungkapnya.
“Tapi kalau mau ambil sendiri, nanti proses ambilnya melalui loker otomatis. Maka nanti di email student akan ada password untuk mengambil buku di loker otomatis. Jadi praktisnya ketika hendak meminjam buku, kita tidak perlu bertemu dengan petugas secara langsung,” tambahnya
(Foto: Hologram)

(Foto: Augmented Reality)
Perkembangan teknologi yang kian semakin canggih membuat perpustakaan Unika Soegijapranata terus berinovasi dengan memberikan fasilitas augmented reality, hologram library, dan simulator teknologi pembelajaran (Stela).
“Jadi ketika masuk ke perpus itu ada suatu yang berkesan, dan tidak hanya fokus serius belajar, tetapi refreshing di perpustakaan pun itu juga bisa karena di sini ada model games pembelajaran atau Stela. Kemudian ketika kita meng-scan e-ktm di hologram, kita akan disapa langsung, walaupun hanya hologram yang menyapa tetapi setidaknya itu sudah membuat kesan welcome yang nyaman. Belum lagi yang augmented reality, jadi kita tidak perlu membaca buku sinopsisnya, langsung aja meng-snap (melalui aplikasi Snapchat) cover buku nanti akan diceritakan isi bukunya dengan audio beserta video dari tutor,” tuturnya di Library Café.

Adanya Library Café ini pun juga dapat membantu produktivitas mahasiswa/i dan dosen karena menyediakan kopi dan teh secara cuma-cuma alias gratis, yang gunanya menjadi booster ketika mengerjakan atau sedang belajar. “Jaringan internet dikencangkan, kopi dan teh gratis, suasana seperti café atau learning space mengakomodir. Nikmat mana lagi yang kau dustakan,” jelasnya sambil tertawa.
Sementara itu, Ratih mengabarkan akan segera menambah tempat ruang belajar mandiri di lantai 3 Gedung Thomas Aquinas. Sehingga dengan adanya penambahan tempat ini, sekiranya dapat memenuhi kebutuhan belajar para mahasiswa/i dan dosen.
“Dengan konsep perpustakaan yang sudah berbeda, maka kami ingin betul-betul menjadi bagian yang menunjang aktivitas pembelajaran di kampus,” terangnya. (Dimas)