Dr Christin Wibhowo SPsi MSi Psikolog saat melakukan kuliah daringKegiatan kuliah daring di Unika Soegijapranata diberlakukan sejak 16 Maret 2020, dengan maksud untuk memutus mata rantai pandemi virus COVID 19, yang hingga kini masih mewabah di Indonesia, khususnya di kota Semarang. (http://www.unika.ac.id/blog/2020/03/15/surat-edaran/)
Langkah yang diambil oleh pihak kampus Unika Soegijapranata tidak lain juga mentaati anjuran atau imbauan yang disampaikan oleh pemerintah terkait social distancing.
Setelah berjalan hampir sekitar satu bulan, tampaknya ada hal-hal menarik yang bisa diketahui terkait kuliah daring di Unika, salah satunya adalah yang dilakukan oleh dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata yaitu Dr Christin Wibhowo SPsi MSi Psikolog.
Dalam wawancara singkat melalui aplikasi WhatsApp, Dr Christin mengungkapkan banyak hal mulai dari bagaimana mempersiapkan kuliah daring hingga respon mahasiswa selama kuliah daring.
“Saya sejauh ini selama menyelenggarakan kuliah daring hampir tidak banyak mengalami kesulitan, demikian juga bagi para mahasiswa yang menempuh mata kuliah yang saya ampu,” demikian jelas Dr Christin Wibhowo saat menjawab pertanyaan tentang kondisi perkuliahan daring di Unika.
Memang saya hanya menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh pihak kampus yaitu melalui platform http://cyber.unika.ac.id/ dan tidak menggunakan media lainnya, lanjutnya.
Jadi biasanya saya kuliah daring dengan menggunakan powerpoint yang masing-masing slide di powerpoint itu sudah ada suara saya. Selanjutnya saya unggah di http://cyber.unika.ac.id/
Setelah penjelasan melalui powerpoint saya akan lanjutkan menggunakan fasilitas bigbluebutton dalam platform cyber tersebut untuk tanya jawab dengan mahasiswa.
Namun jika mahasiswa tetap tidak bisa mengikuti, saya masih menyediakan diri untuk chatting dengan mahasiswa. Meski demikian karena minimnya kuota maka mereka juga bisa download materi saat kuota yang mereka miliki sudah cukup, terangnya.
Sementara jika kita bicara kejenuhan dalam kuliah daring, itu salah satunya juga bergantung pada kepribadian masing-masing orang, namun terlepas dari itu semua, jika secara pribadi kondisi ini merupakan tantangan bagi saya untuk setiap hari mencari cara bagaimana supaya para mahasiswa bisa memahami materi perkuliahan saya, sehingga olehkarenanya saya tidak jenuh atau bosan, ungkapnya.
“Hal yang harus dipahami dalam kuliah daring adalah bahwa mahasiswa belum terbiasa untuk belajar mandiri sehingga agak kaget saat kuliah daring yang memang membutuhkan belajar mandiri. Hal lain juga dalam kuliah daring membutuhkan dua penguasaan dari mahasiswa yaitu penguasaan materi dan teknologinya, sehingga karena hal ini bisa menimbulkan rasa lelah bagi dosen maupun mahasiswanya,” ujarnya.
Dibalik itu semua, ternyata ada juga hal yang menyenangkan, diantaranya bisa kuliah di rumah saja, tidak perlu merias diri, hemat transport, bahkan bagi yang memiliki sifat soliter (dapat dilakukan sendirian tanpa bantuan orang lain) kondisi ini bisa menjadi berkah.
Hal lain lagi yaitu dengan kuliah daring ini, mahasiswa yang tadinya kurang aktif, bisa berubah jadi lebih aktif dan lebih berani berdiskusi, pungkasnya. (FAS)
