Logo Soegijapranata Catholic University (SCU) White
Search...
Close this search box.

Menteladani Nilai Mgr. Soegijapranata: Religiusitas, Pancasila, dan Kewarganegaraan

Sejak terlahirnya Indonesia, berkonsensus untuk memegang dan menganut Pancasila sebagai sumber inspirasi, nilai dan moral bangsa. Konsensus bahwa Pancasila sebagai anutan untuk pengembangan nilai dan moral bangsa ini secara ilmiah filosofis merupakan pemufakatan yang normatif. Pancasila terdiri dari lima: (1) Ketuhanan yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Setiap sila dari Pancasila ini tidak dapat dipisahkan dari kesatuan keseluruhannya. Namun, pada dasarnya yang menjadi subjek atau pendukung dari isi sila-sila Pancasila adalah manusia Indonesia sebagai manusia. Dalam jurnal “Pancasila Sebagai Sistem Kefilsafatan” milik Ali Mudhofir menjelaskan bila manusia terdiri dari sejumlah unsur mutlak. Yang bermaksud, semua unsur tersebut menduduki dan menjalankan fungsinya secara mutlak, artinya tidak dapat digantikan fungsinya oleh unsur yang lain.

Adapun inti isi masing-masing sila Pancasila adalah penjelmaan atau realisasi yang sesuai dengan unsur-unsur hakikat manusia, sehingga setiap sila harus menempati kedudukan dan menjalankan fungsinya secara mutlak dalam susunan kesatuan Pancasila.

Lebin mendalam, Prof. Notonagoro menegaskan pula bahwa sila-sila Pancasila merupakan kesatuan yang bersifat organis, yaitu terdiri atas bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan. Di dalam kesatuan ini, setiap bagian menempati kedudukan sendiri dan berfungsi sendiri. Meskipun tiap-tiap sila berbeda-beda namun tidak saling bertentangan akan tetapi justu saling melengkapi.

Oleh karena itu, Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa untuk menuntun arah perilaku agar selaras dengan nilai luhur yang diyakini kebenarannya. Sebab, unsur-unsur Pancasila sejatinya terbentuk dari beragam pandahan hidup dari masyarakat Indonesia sendiri. Maka makna yang terdapat di Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berarti nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan telah diyakini kebaikannya bagi bangsa Indonesia.

Maka untuk menanamkan dasar ideologi Pancasila menjadi wujud jati diri bangsa yang nyata Indonesia berkehendak untuk mengerti, menghayati, membudayakan dan melaksanakan Pancasila. Upaya merealisasikan ini perlu melalui jalur keluarga, lingkungan masyarakat, dan tempat pendidikan.

Unika Soegijapranata sebagai salah satu perguruan tinggi swasta, yang di mana menjadikan tempat bagi mahasiswa untuk menimba ilmu pengetahuan mengenai nilai-nilai Pancasila agar dapat mengemban kepribadian. Ketua Mata Kuliah Umum (MKU), Hironimus Leong S.Kom., M.Kom., atau kerap disapa Marlon, menyampaikan adanya mata kuliah wajib tentang Pancasila mendorong mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar yang kontekstual sesuai dengan kondisi kekinian.

“Mahasiswa lebih peka dan punya kepedulian dengan lingkungan sekitar, dapat kritis dan kreatif dalam memberikan solusi, tangguh dalam menghadapi setiap tantangan. Pancasila bukan semata-mata materi yang dipelajari dalam bentuk “teks” namun lebih pada “konteks” implementasi hidup sehari-hari,” ucapnya.

Marlon menambahkan, karena Pancasila termasuk dalam mata kuliah yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian. Maka bertujuan pula untuk membentuk perilaku mahasiswa Unika Soegijapranata yang bermartabat sesuai dengan Visi dan Misi yakni mencapai nilai-nilai Kristiani: Cinta Kasih, Keadilan dan Kejujuran.

Selain itu, Marlon juga menyinggung salah satu tokoh nasionalis yang menjadi pedoman MKU adalah Mgr. Soegijapranata. Menurutnya, mahasiswa dapat menghayati dan mengimplementasikan nilai-nilai Mgr. Soegijapranata dalam kehidupan sehari-hari. Contohya, tentang Religiusitas, Pancasila, dan Kewarganegaraan.

“Bicara tentang Pancasila, beliau adalah tokoh teladan dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap perjuangan kemerdekaan. Bicara tentang Kewarganegaraan, beliau mempunyai idelogi “100 persen Katolik, 100 persen Indonesia”. Kemudian, berbicara Religiusitas, beliau adalah Uskup pribumi pertama yang menjadi pemimpin gereja Katolik.” (Dimas)

 

Tag

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp
Kategori
Stop Galau! Masih ada Beasiswa Masuk di SCU, buruan! Gak pake tes cuma pakai nilai rapor ajah 😁

Daftar online
pmb.unika.ac.id

#BeasiswaKuliah
#PTSTerbaikJawaTengah
#JoyfulCampus
#JoyfulLearning
Kata siapa abis kuliah nganggur? Buktinya lulusan SCU kurang dari 2 bulan aja buat dapetin kerja! Jadi, masih ragu kuliah di SCU?

Daftar online
pmb.unika.ac.id

#PTSTerbaikJawaTengah
#JoyfulCampus
#JoyfulLearning
Selamat Merayakan Paskah, Penuh Sukacita ✨

#Paskah
#PTSTerbaikJawaTengah
#JoyfulCampus
#JoyfulLearning
Selamat Memperingati Jumat Agung 

#JumatAgung
#PTSTerbaikJawaTengah
#JoyfulCampus
#JoyfulLearning

Share:

More Posts

Send Us A Message