Logo Soegijapranata Catholic University (SCU) White
Search...
Close this search box.

Semarang Ikut Pakta Milan

Oleh:  Budi Widianarko, anggota DP2K, guru besar Unika Soegijapranata

SEMARANG adalah sebuah metropolitan yang unik, karena ”aura” agrarisnya masih kuat. Dibandingkan kota-kota besar lain di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Bandung, dan Jakarta, Semarang memiliki kelebihan khas yaitu lahan pertanian.

Diukur berdasarkan indikator persentase luas lahan sawah dari total luas Kota Semarang jauh melampaui ketiga kota tersebut. Dengan luas wilayah 373,7 kilometer persegi, Semarang masih memiliki persawahan seluas 4165,4 hektare (ha) atau 41,6 kilometer persegi atau 11,1 persen (BPS, 2021). Persentase ini jauh melampaui Bandung (6,5 persen), Surabaya (5,4 persen) dan DKI Jakarta (1,4 persen).

Kota dengan keberadaan pertanian yang signifikan seperti Semarang, adalah kota yang sesuai tuntutan keberlanjutan yang semakin menguat belakangan ini.

Sistem pangan perkotaan yang berkelanjutan (sustainable urban food system) adalah sebuah ideal baru yang ingin dicapai oleh kotakota dunia. Tekanan sistem pangan yang terus meningkat terhadap planet bumi telah semakin dikenali, bukan saja oleh kalangan ilmiah, tetapi juga oleh para pengambil kebijakan kota.

Valette dkk (Sustainable Food System Assessment, 2020) menyebut pemahaman terhadap pentingnya transformasi sistem pangan perkotaan menuju ke sistem yang lebih berkelanjutan adalah suatu imperatif yang punya implikasi serius di masa depan.

Dalam proyeksi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dua per tiga populasi dunia akan tinggal di perkotaan. Dengan gaya hidup dan praktik konsumsinya, penduduk perkotaan memonopoli tiga per empat (75 persen) sumber daya alam dan menyumbang 60-80 persen emisi gas rumah kaca global (UNEP, 2011). Inilah justifikasi untuk dilakukannya transformasi sistem pangan perkotaan sesegera mungkin.

Idealnya, kota bukan hanya pelahap sumber daya alam (baca: pangan) tetapi juga harus mampu memenuhi sebagian kebutuhan pangannya sendiri. Selain itu, kini sudah saatnya untuk melibatkan isu-isu pangan dalam perencanaan kota. UNEPmenyebut kemampuan kota dalam menyediakan sebagian pangannya sendiri dan adalah pelibatan pangan dalam rencana kota esensi dari transformasi sistem pangan perkotaan (Collaborative Framework for Food Systems Transformation, 2019).

Seperti mengukuhkan kota sebagai pusat kreativitas dan inovasi, saat ini sudah banyak kota yang telah memulai transformasi sistem pangannya melalui berbagai prakarsa inovatif yang mendukung prinsip keberlanjutan. Menariknya prakarsa-prakarsa itu bukan hanya dimotori oleh pemerintah, tetapi juga diinisiasi dan dikembangkan oleh warga.

Sistem Pangan
Prakarsa-prakarsa inovatif itu juga telah bersemi dan berkembang di kota-kota belahan bumi utara maupun selatan. Pada intinya prakarsa-prakarsa itu menawarkan berbagai cara baru memberi makan kota dan menghubungkan para segenap pelaku di perkotaan dan desa yang berperan dalam isu pangan (offer new ways of feeding cities and connecting actors of urban and rural territories around food issues).

Salah satu kota yang memelopori pentingnya transformasi sistem pangan perkotaan adalah (Wali) Kota Milan, Italia. Wali Kota Giuliano Pisapia (2011- 2016) sangat peduli pada ”kegagalan” sistem pangan perkotaan. Berdasarkan kajian tentang sistem pangan lokal di Kota Milan pada 2014 telah dirumuskan kebijakan pangan yang komprehensif untuk skala kota yang berfokus pada limbah pangan.

Prakarsa Kota Milan ini sekarang telah mewujud menjadi gerakan global yang dikenal sebagai Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP), atau Pakta Milan yang telah diikuti 217 kota di seluruh dunia dan mencakup 400 juta warga. Gerakan global dalam keberlanjutan pangan ini, telah menghasilkan sejumlah deklarasi yang sangat bermanfaat untuk mewujudkan transformasi sistem pangan perkotaan, seperti The Global Cities Pledge on Food Justice, C40 Good Food Cities Declaration, The Glasgow Food and Climate Declaration at COP26.

Dalam laman MUFPP, per 2022 Kota Semarang ternyata telah menandatangani keiukutsertaan dalam Pakta Milan bersama dengan kota-kota lain Indonesia, seperti Bandung, Solo, dan Pekanbaru.

Sungguh sebuah prakarsa yang baik dan penting bagi kota ”lumpia”. Keunikannya sebagai metropolitan dengan kehadiran pertanian yang masih menonjol, memang sudah selayaknya Kota Semarang menjadi anggota Pakta Milan — sebagai sebuah platform prakarsa global yang perlu diikuti.

Saya ucapkan selamat kepada Kota Semarang — senyampang menanti aneka kabar baik tentang transformasi menuju sistem pangan perkotaan yang berkelanjutan dari kota ini. Proficiat! (46)

#Suara Merdeka 10 Februari 2022 hal. 4

Tag

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp
Kategori
Stop Galau! Masih ada Beasiswa Masuk di SCU, buruan! Gak pake tes cuma pakai nilai rapor ajah 😁

Daftar online
pmb.unika.ac.id

#BeasiswaKuliah
#PTSTerbaikJawaTengah
#JoyfulCampus
#JoyfulLearning
Kata siapa abis kuliah nganggur? Buktinya lulusan SCU kurang dari 2 bulan aja buat dapetin kerja! Jadi, masih ragu kuliah di SCU?

Daftar online
pmb.unika.ac.id

#PTSTerbaikJawaTengah
#JoyfulCampus
#JoyfulLearning
Selamat Merayakan Paskah, Penuh Sukacita ✨

#Paskah
#PTSTerbaikJawaTengah
#JoyfulCampus
#JoyfulLearning
Selamat Memperingati Jumat Agung 

#JumatAgung
#PTSTerbaikJawaTengah
#JoyfulCampus
#JoyfulLearning

Share:

More Posts

Send Us A Message