Logo Soegijapranata Catholic University (SCU) White
Search
Close this search box.

“Universitas Sekolah Dasar” dan Kurikulum Merdeka

Oleh: JC Tukiman Taruna Ketua Dewan Penyantun dan Pengajar Program Doktor Ilmu Lingkungan (PDIL) Unika Soegijapranata, Semarang

Kurikulum disebut baik apabila memberi manfaat penuh bagi anak-anak. Karena itu, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari minat (individu) terhadap masalah-masalah dan bidang pengetahuan yang dipilihnya secara bebas.

Sebagian besar orang pasti mengernyitkan dahi manakala mendengar soal University Elementaire-School, padahal itu nyata ada.

Setelah pindah dari Universitas Michigan ke Universitas Chicago pada 1894, John Dewey (sepuluh tahun ia mengabdi di Michigan) ditugasi secara khusus di bagian pedagogik dan serta-merta (karena mimpinya sudah lama) ia mendirikan sekolah percobaan yang diberi nama University Elementaire-School. Jadi, ada “universitas” di dalam Universitas Chicago.

Ia mengawali segala perencanaannya sendiri, apalagi sejak awal ia memang berniat menerapkan universitas sekolah dasar itu sebagai percobaan serta uji coba teori filsafatnya yang disebut metode kritis. Ia begitu terobsesi oleh metode kritisnya Immanuel Kant (1724-1804), bahkan disertasinya di Universitas John Hopkins berjudul The Psychology of Kant.

Di universitas sekolah dasar itu, Dewey menerapkan kurikulum dan pengajarannya secara tak lazim, dan ketidaklaziman seperti itu sudah pasti dapat banyak tantangan. Dan itulah Dewey, semakin banyak tantangan, semakin bersemangat karena ia berasumsi, semakin pikiran/metode kritis itu direspons, semakin terujilah ia.

Pikiran besar yang selalu dikemukakannya ialah, pendidikan harus bermanfaat. Maka, kurikulum disebut baik apabila ia memberi manfaat penuh bagi anak-anak. Karena itu, “….pendidikan itu tidak dapat dipisahkan dari minat (individu) terhadap masalah-masalah dan bidang-bidang pengetahuan yang dipilihnya secara bebas.”

Pikiran dan rancangan super John Dewey, kian menjadi-jadi, ketika pada 1897 ia menulis My Pedagogic Creed dengan ungkapan terkenalnya: “Aku percaya akan pendidikan itu adalah kehidupan dan bukannya persiapan untuk hidup.”

Rupanya, dari My Pedagogic Creed-nya Dewey inilah cikal bakal kurikulum prototipe, sebuah pikiran kritis nan genuine bahwa pendidikan itu adalah kehidupan (anak) itu sendiri; dan janganlah disempitkan menjadi pendidikan itu untuk mempersiapkan kehidupan anak. Kurikulumnya berarti kehidupan sehari-hari anak yang dipilihnya secara bebas.

 

Universitas anak usia dini?

Mengawali 2022, atau 128 tahun setelah berdirinya University Elementaire-School Dewey, Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang benar-benar sedang gandrung terhadap tersusunnya joyful learning model (JLM) dan bermimpi semester depan bisa dideklarasikan kampus (pertama) yang sepenuhnya menerapkan JLM pada seluruh mata kuliahnya dan pada semua semesternya.

Saat ini semua program studi, semua jurusan dan semua fakultas sedang menggalang semangat bersama untuk siap mengatakan: “Apa pun mata kuliahnya dan apa pun rencana pembelajaran semesternya, JLM adalah kunci jawabannya.” Dan memang perdebatan sengit saat ini ialah upaya menemukan/merumuskan apa/bagaimana jofyful itu, yang sudah barang tentu akan dipakai sebagai pengukur adil baik bagi dosen dan tenaga pendidikan serta mahasiswa.

Intinya, joyful harus mampu menghilangkan sekat antar siapa dan apa pun, menjunjung tinggi fleksibilitas terkait kapan saja dan di mana saja, serta berkeadilan bagi semuanya.

Apakah JLM yang diimpikan seperti itu akan menjadi cikal bakal berdirinya “universitas anak usia dini”? Sebagaimana semua pihak selama ini merasakan bahkan mengalami betapa cerianya anak-anak dan bunda pengasuh di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Seluruh hari-harinya—padahal hanya sekitar 2-3 jam saja—dan seluruh suasana yang terjadi di PAUD adalah kegembiraan, keceriaan, teriakan yel-yel, bernyanyi dan menari.

Semuanya senang dan menyenangkan. Namun, fakta lapang menunjukkan, suasana penuh keceriaan di PAUD, berangsur-angsur berkurang dan nyaris hilang begitu anak-anak memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Dan di perguruan tinggi hilanglah semua yang serba menyenangkan itu. Malah di situ semua berubahjadi “tempat yang tak aman/nyaman” sampai-sampai muncul Permendikbudristek tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).

Sangat berharap, gagasan JLM oleh Unika Soegijaprata Semarang segera terwujud.

#Kompas 14 Februari 2022 hal. 6

https://www.kompas.id/baca/artikel-opini/2022/02/13/universitas-sekolah-dasar-dan-kurikulum-merdeka

Tag

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp
Kategori
Kabar baik buat kamu friends! Jalur Beasiswa masih dibuka sampai 30 Juni 2024. Daftarnya cuma pakai nilai rapor tanpa tes! Ayo dapatkan beasiswa masuk (Biaya Kuliah Semester) yang udah include semuanya! Buktikan sekarang juga! ✨Daftar onlinepmb.unika.ac.id#BeasiswaKuliah#PTSTerbaikJawaTengah#JoyfulCampus#JoyfulLearning
Selamat Memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus #KenaikanYesusKristus#PTSTerbaikJawaTengah#JoyfulCampus#JoyfulLearning
Segenap Sivitas Akademika Soegijapranata Catholic University (SCU), turut berduka cita atas meninggalnya Ir. Daniel Hartanto, S.T., M.T (Dosen Program Studi Teknik Sipil)#RIP
Selamat Hari jadi ke-477 Kota Semarang ✨#HUTSemarang#PTSTerbaikJawaTengah#JoyfulCampus#JoyfulLearning
Selamat Memperingati Hari Pendidikan Nasional ✨#HariPendidikanNasional#PTSTerbaikJawaTengah#JoyfulCampus#JoyfulLearning
Selamat Hari Buruh 2024#HariBuruh

Share:

More Posts

Send Us A Message