Logo Soegijapranata Catholic University (SCU) White
Search
Close this search box.

Momentum Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia

Oleh: dr. Indra Adi Susianto, Msi. Med, SpOG.Dekan Fakultas Kedokteran Unika

PANDEMI Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung selama dua tahun. Pemerintah hingga kini masih terus berupaya menekan penyebaran virus agar tak kembali meluas karena pandemi memberikan dampak negatif pada berbagai aspek kehidupan termasuk bagi pelayanan kesehatan.

Meski memberikan dampak buruk pada berbagai bidang, pandemi juga memberikan banyak pelajaran dan melahirkan kesadaran-kesadaran baru. Pandemi dimanfaatkan pemerintah sebagai momentum untuk berbenah, mengoreksi, menyempurnakan dan memperbaharui sistem kesehatan di Tanah Air.

Mengapa sistem kesehatan di Indonesia perlu berbenah, dikoreksi dan diperbaharui?

Karena ke depan, tantangan dalam bidang kesehatan yang harus dihadapi Indonesia lebih berat. Berupa tantangan eksternal, seperti pandemi global seperti covid 19, MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), mobilisasi populasi, Global Burden of Disease (usaha sistematik dan ilmiah untuk mengukur besarnya perbandingan kerugian kesehatan akibat penyakit, cidera dan faktor risiko menurut usia, jenis kelamin dan geografi) dan disrupsi digital.

Sementara itu, tantangan internal berupa penerapan adaptasi kebiasaan baru, melemahnya kondisi ekonomi, jumlah penduduk, umur harapan hidup, transisi epidemiologi, infrastruktur, sumberdaya manusia dan mutu layanan rumah sakit, akses terhadap layanan kesehatan yang masih belum merata, hingga rasio fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia.

Pandemi Covid 19 yang mengguncang sistem kesehatan global maupun lokal yang memunculkan banyak tantangan baru tersebut mengantarkan dunia kesehatan kepada dua pilihan. Yakni, mempertahankan status quo atau memilih perubahan. Jika pilihan jatuh pada status quo, maka hanya akan membawa Indonesia kepada berbagai masalah kesehatan yang tak kunjung reda. Mulai dari angka kematian ibu dan bayi selama proses kehamilan dan melahirkan, stunting, hingga masyarakat yang menderita akibat penyakit menular maupun tidak menular. Dan, selama hampir dua tahun, pandemi Covid-19 telah menguji status quo dari sistem kesehatan Indonesia.

Jika pilihan kedua yang dipilih, yaitu perubahan, maka akan terbuka jalan untuk merevisi pola yang lama, meninggalkan kebiasaan buruk dalam bekerja, serta jalan untuk mengawali pola hidup yang sehat mulai hari ini. Dan, jalan perubahan inilah yang menjadi pilihan Presiden RI, Joko Widodo dan Menkes, Budi Gunawan.

Enam Pilar
Upaya apa yang dilakukan Indonesia untuk mengubah sistem kesehatan Indonesia yaitu dengan melakukan transformasi. Dalam ajang Health Business Gathering di Bali akhir tahun 2021, Kemenkes mempromosikan transformasi kesehatan Indonesia 2021-2024. Transformasi yang dimaksud mencakup berbagai hal termasuk pusat pelayanan primer dan sekunder, respons kedaruratan, reformasi bidang pendanaan, bidang budaya dan sumber daya manusia, hingga teknologi dan sistem data kesehatan.

Ada enam pilar transformasi kesehatan yang dicanangkan Kemenkes yaitu Pilar pertama, transformasi layanan primer. Yakni, transformasi untuk meningkatkan layanan promotif dan preventif, seperti memperkuat upaya pencegahan, deteksi dini, promosi kesehatan, membangun infrastruktur, melengkapi sarana, prasarana, sumberdaya manusia, serta memperkuat manajemen di seluruh layanan primer di Tanah Air.

Pilar kedua, transformasi layanan rujukan. Dengan cara meningkatkan akses serta mutu rumah sakit Indonesia melalui program sister hospital dengan rumah sakit internasional, pengembangan Center of Excellence, sistem pengampuan rumah sakit, serta pendidikan dan penelitian. Upaya ini harus dilakukan sehingga seluruh rakyat Indonesia bisa dengan mudah mendapatkan layanan dengan kualitas yang baik, tanpa perlu lama mengantre, apalagi sampai harus berobat ke luar negeri.

Kemandirian
Pilar ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan. Yakni, dengan mendorong kemandirian farmasi dan alat kesehatan dalam negeri, serta meningkatkan jejaring surveilans dan persiapan tenaga kesehatan cadangan dalam merespons ancaman krisis kesehatan. Negara ini selain dikaruniai oleh banyak sumber daya alam juga sering mengalami bencana baik alam maupun nonalam. Oleh karna itu, kita harus memiliki sistem ketahanan kesehatan yang selalu siap dan siaga setiap kali ada bencana.

Pilar keempat, transformasi pembiayaan kesehatan. Upaya ini dilakukan dengan menata ulang pembiayaan dan manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), serta meningkatkan proporsi pembiayaan layanan promotif dan preventif melalui penambahan layanan penyaringan (screening) dasar bagi seluruh rakyat Indonesia.

Transformasi di sistem pembiayaan kesehatan ini harus bisa menciptakan sistem yang berkesinambungan dan masuk akal. Terutama, sistem pembiayaan yang bisa memberikan layanan adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia, tapi juga dalam skala yang bisa ditanggung secara berkesinambungan oleh negara.

Pilar kelima, transtormasi SDM kesehatan, dengan meningkatkan kuantitas, distribusi, dan kualitas tenaga kesehatan, melalui beasiswa, pemberdayaan diaspora kesehatan, dan pertukaran tenaga profesional kesehatan dengan mitra internasional.

Tak dipungkiri hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa mendapatkan akses ke dokter dan pelayanan yang layak dari tenaga kesehatan, terutama yang tinggal di pelosok daerah. Ke depan, kita harus dapat memastikan jumlah, sebaran hingga kualitas dari tenaga kesehatan mencukupi untuk memberikan layanan dan akses kepada seluruh rakyat Indonesia.

Terakhir, pilar keenam, adalah transformasi teknologi kesehatan. Terdiri dari transformasi teknologi informasi dan bioteknologi. Transformasi teknologi meliputi big data, kecerdasan buatan, internet of things. Dengan adanya kemajuan teknologi inforamsi, ke depan industri kesehatan akan mengalami transformasi secara masif. Baik dari sisi diagnosis, screening, maupun penyampaian dari layanan kesehatan.

Melalui perbaikan, penguatan dan implementasi keenam pilar transformasi sistem kesehatan tersebut diharapkan bisa menyempurnakan sistem kesehatan Indonesia yang berimplikasi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Memang bukan pekerjaan yang mudah untuk bertranformasi. Namun, dengan peran aktif, komitmen dan sinergi seluruh elemen tenaga kesehatan dan dukungan seluruh rakyat Indonesia melalui para pemangku jabatan, maka Indonesia bisa mencapai transformasi kesehatan yang paripurna, dimana dengan menjadi tranformasi suatu gerakan bersama yang tidak hanya dikerjakan pemerintah, tetapi bersama-sama sehingga pelayanan kesehatan sampai ke seluruh pelosok Tanah Air akan semakin merata dan berkualitas. (*)

#Tribun Jateng 14 Maret 2022, hal. 2

Tag

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp
Kategori
Selamat Memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus #KenaikanYesusKristus#PTSTerbaikJawaTengah#JoyfulCampus#JoyfulLearning
Segenap Sivitas Akademika Soegijapranata Catholic University (SCU), turut berduka cita atas meninggalnya Ir. Daniel Hartanto, S.T., M.T (Dosen Program Studi Teknik Sipil)#RIP
Selamat Hari jadi ke-477 Kota Semarang ✨#HUTSemarang#PTSTerbaikJawaTengah#JoyfulCampus#JoyfulLearning
Selamat Memperingati Hari Pendidikan Nasional ✨#HariPendidikanNasional#PTSTerbaikJawaTengah#JoyfulCampus#JoyfulLearning
Selamat Hari Buruh 2024#HariBuruh
Stop Galau! Masih ada Beasiswa Masuk di SCU, buruan! Gak pake tes cuma pakai nilai rapor ajah 😁Daftar onlinepmb.unika.ac.id#BeasiswaKuliah#PTSTerbaikJawaTengah#JoyfulCampus#JoyfulLearning

Share:

More Posts

Send Us A Message