Sebagai salah satu Universitas Katolik di Semarang, Unika Soegijapranata akan terus menanamkan karakter para civitas akademika yang Kritis, Kreatif, Visioner, Peduli, dan Tangguh (KKVPT). Berangkat dari karakter tersebut, Wakil Rektor Akademik Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Berta Bekti Retnawati, SE MSi meyakini bahwa karakter tersebut akan matang dengan adanya program pembelajaran terbaru yakni Soegijapranata Learning Model (SLM).
“SLM ini adalah kontekstual. Maka kontekstualnya itu, kita melibatkan salah satunya alumni yang bekerja di bidang sesuai kelulusannya” tuturnya.
Menurut Berta, dengan mendatangkan alumni setidaknya dapat memberikan jembatan antara teori yang dipaparkan dosen dengan keadaan realita lapangan. Tidak hanya menggait alumni, SLM-pun juga akan melibatkan Dudi (Dunia Usaha dan Industri) pula yang bertujuan agar dapat memperkaya sudut pandang mahasiswa untuk menuju ke jenjang selanjutnya.
Akan tetapi, dalam program pembelajaran baru ini yang lebih ditekankan adalah suasana kelas yang sukacita dan nyaman. Hal ini diungkapkan Berta karena ia tidak ingin ada jarak antara mahasiswa dan dosen, dengan begitu mahasiswa akan merasa senang ketika waktu pembelajaran berlangsung.
“Selain membentuk suasana kelas yang menyenangkan. Ada satu hal yaitu membentuk pribadi yang ‘hoi aristoi’ (bersiap menjadi pemimpin di bidangnya masing-masing, dan dia berada di depan). Jadi dia menjadi inisiator, motivator, serta menjadi orang yang penuh daya gagasan yang inovatif, kemudian juga berani” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Pengembangan, Pengkajian, dan Pendidikan (LP3) Unika Soegijapranata, Dr. Heny Hartono, SS MPd membeberkan terkait hal yang khas pada program ini adalah waktu bicara dosen di kelas.
“Jadi dosen nanti tidak menguasai seluruh jam perkuliahan, tetapi hanya 50 persen dari waktu per-jam perkuliahan itu gunakan oleh dosen untuk memberikan materinya, kemudian sisanya digunakan untuk kegiatan yang melatih mahasiswa menjadi berpikir kritis, kreatif, visioner, peduli, dan tangguh” ucapnya.
Oleh karena itu, dalam program ini dosen akan lebih banyak memberikan wadah kepada mahasiswa untuk lebih terlibat aktif di kelas. Heny berpendapat bahwa metode pembelajaran ini memungkinkan untuk diimplementasikan karena mahasiswa sudah mencapai fase andragogi. Dengan kata lain, fase di mana proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar.
Ketua Dewan Penyantun Unika Soegijapranata, Dr. JC. Tukiman Taruno Sayogo sekaligus pengamat pendidikan, menyinggung bahwa sudah saatnya sistem pembelajaran sekarang terpusat kepada pelajar. Ia memberikan istilah yakni PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan).
“Kalau itu seluruh proses pembelajarannya menyenangkan, sudah pasti aktif, kreatif, efektif akan tercapai” tegasnya. (Dim)