Pro kontra banyak menyoroti hadirnya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang merupakan dampak dari perkembangan teknologi. Hadirnya AI dianggap dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan, hingga dirasa mampu menggantikan manusia dalam beberapa bidang pekerjaan. Akuntan adalah salah satu bidang pekerjaan yang disinyalir dapat digantikan AI di masa mendatang.
Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata, Peter Ardhianto, S.Sn., M.Sn., Ph.D. berpendapat AI justru mempertegas posisi seseorang dalam bidang pekerjaannya, “AI hanya membuat luarannya, tapi motivasi dan konsepnya itu ga bisa digantikan,” tegasnya.
Sejalan dengan Peter, Prof. Dr. Ridwan Sanjaya, S.E., S.Kom., MS.IEC, selaku dosen Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) SCU mengingatkan perlunya generasi muda, khususnya para mahasiswa untuk tidak tertinggal dengan isu dan trend terkini, “tidak tahu apa-apa, tapi hanya dengar kulitnya aja,” tambahnya.
Mengangkat isu perkembangan AI, 70 mahasiswa Program Studi Akuntansi SCU berhasil me-launching 7 e-book lewat Google Play Book. Launching E-Book ini diselenggarakan pada Kamis, 13 Juli di Gedung Henricus Constant, Kampus 1 SCU, Bendan.
7 e-book tersebut antara lain berjudul Penggunaan Bard dalam Bidang Akuntansi, CHUAKS :Chat GPT Untuk Akuntansi, Ngonten Bersama AI, Kecerdasan Buatan dalam Akuntansi, Top 10 Skills for Future Accountants in Digital Age, Penggunaan BING Chat dalam Bidang/Praktik Akuntansi, serta Deteksi dan Antisipasi CHAT GPT dalam Perkuliahan.
“Kita hubungkan (AI dengan akuntansi), karena tiap tahunnya (selama perkuliahan) yang kita cari adalah isu-isu yang hot, viral, sedang naik daun,” jelas Prof. Ridwan yang juga merupakan dosen pengampu mata kuliah Penulisan Kreatif.
Kemas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Menjadi Kekinian
Launching e-book ini merupakan output tugas akhir mata kuliah tersebut setelah dikemas ulang dari mata kuliah Bahasa Indonesia sejak tiga tahun lalu. Kepala Program Studi Akuntansi SCU, G. Freddy Kuswoyo, S.E., M.Si., menjelaskan pengemasan ulang ini bertujuan agar mahasiswa lebih tertarik serta menghilangkan image “bosan” pada mata kuliah tersebut. “Kita pengen mata kuliah ini bisa diproses dan diolah lebih lanjut, sehingga bisa menghasilkan output yang nyata,’ tambahnya.
Saat ini, baru program studi sistem informasi dan akuntansi serta program double degree akuntansi-sistem informasi (AKSI) di SCU yang mengemas pelajaran bahasa Indonesia dalam mata kuliah Penulisan Kreatif. Karena selalu mengangkat isu terkini, Prof. Ridwan berpendapat pengemasan mata kuliah ini tentunya memungkinkan dapat dilakukan di seluruh program studi.
Sejalan dengan itu, Freddy menjelaskan perlunya tulisan mahasiswa tidak hanya berkutat pada sesuatu yang ilmiah, melainkan juga mengembangkan ide kreatif di luar keilmuannya. [Humas SCU/Hil]