Setiap Jumat pukul 12.00 – selesai, Campus Ministry Unika Soegijapranata menyelenggarakan Perayaan Ekaristi. Khusus pada hari Jumat (18/8) Perayaan Ekaristi diintensikan untuk mendoakan Bangsa Indonesia yang tanggal 17 Agustus 2017 merayakan HUT ke-72 Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Meski tidak sebanyak yang diharapkan, syukur pada Allah, sejumlah mahasiswa baru, lama, tenaga kependidikan dan dosen tetap hadir dalam Perayaan Ekaristi tersebut. Para petugas dari Tim Campus Ministry tetap bersemangat penuh menyanyikan lagu-lagu kebangsaan.
Menghayati Spirit Soegijapranata Tawaran Misa Jumat diintensikan sebagai Misa Kebangsaan dari Campus Ministry sengaja disampaikan Romo Budi untuk menghayati spirit Soegijapranata yang menjadi nama Universitas.
Kecuali itu, Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko, dalam Surat Gembala Menyambut HUT ke-72 Kemerdekaan Bangsa Indonesia juga mengajak umat agar mengadakan Perayaan Ekaristi Syukur Kemerdekaan Indonesia ke-72. Mgr Ruby juga mengimbau agar umat bersungguh-sungguh dalam upaya mengelola Pastoral Kaum Muda (termasuk Mahasiswa) secara berjenjang dan berkelanjutan untuk mendukung upaya mewujudkan jiwa dan kepribadian umat yang 100% Katolik dan 100% Patriot Indonesia.
“Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dari sekarang dan tidak perlu menunggu waktu lagi karena halnya sudah mendesak,” tulis Mgr. Ruby dalam Surat Gembala. Disebutkan dalam Surat Gembala 10 hal yang bisa dilakukan dan tak perlu menunggu.
Dalam kesempatan homili, Romo Budi menyebut beberapa hal yang relevan, antara lain hal-hal ini. Pertama, melakukan kerjasama nyata untuk upaya menghidupkan dan membudayakan kembali (revitalisasi) nilai-nilai luhur Pancasila, baik di dalam keluarga, lembaga-lembaga pendidikan formal maupun non formal, dan dalam kehidupan masyarakat.
Kedua, melakukan kegiatan-kegiatan yang inspiratif-positif guna menangkal berbagai aktivitas sentimen SARA. Hal ini dapat kita tempuh melalui pendidikan mengenai kesatuan-dalam-kemajemukan, penguatan aksi-aksi pengembangan yang merengkuh semua orang.
Ketiga, memperkuat kembali institusi demokrasi melalui pendidikan pendewasaan sikap dan kehidupan berdemokrasi sebagai pemenuhan hak-hak warga negara/sipil. Keempat, membangun kekuatan media-sosial (cyber force) dengan mengelola pastoral digital secara tepat guna menangkal terorisme media-sosial (cyber terrorism), seraya meneguhkan kembali pewartaan akan nilai-nilai kebenaran sejati dan pendidikan kebajikan di tengah masyarakat sipil.
Jangan Acuh Tak Acuh
Pokok lain yang disebutkan Romo Budi dari Surat Gembala Mgr Ruby adalah ajakan Bapak Uskup Agung Semarang agar umat semakin menyadari perlunya peranserta seluruh umat Katolik dengan meninggalkan sikap acuh-tak acuh terhadap situasi sekitar. Karena itu umat perlu lebih banyak srawung, yakni dengan meningkatkan tali silaturahmi dan sosialisasi diri di tengah masyarakat.
“Dengan cara ini diharapkan semakin terbangun dengan baik hubungan antar tetangga dan sahabat berlandaskan semangat persaudaraan penuh toleransi dan belarasa. Dalam kondisi seperti ini akan semakin tumbuhlah kepekaan terhadap berbagai masalah sosial yang ada di sekitar kita,” katanya.
Melalui Surat Gembala, Mgr Ruby juga mengajak umat mengembangkan semangat nasionalis yang inovatif, sehingga sebagai warga negara berpartisipasi terus-menerus dalam upaya melakukan penyadaran dan penguatan semangat kebangsaan dan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an.
(http://id.beritasatu.com)