Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang Romo Aloys Budi Purnomo mengatakan bahwa Pancasila harus dihayati dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
“Terlebih dalam kehidupan Indonesia dengan masyarakat yang majemuk,” tegas pria yang juga merupakan kepala Reksa Pastoral Unika Soegijapranata Semarang ini.
Dirinya cukup prihatin dengan kondisi saat ini dimana pancasila yang sudah ditetapkan sebagai dasar negara, semakin hari semakin diabaikan, bahkan dilupakan.
Rasa prihatin ini yang kemudian mendorongnya untuk membangkitkan semangat Pancasila melalui acara Panorama Mural Pancasila di Unika Soegikapranata Semarang, Jumat (1/6).
“Kami berupaya melalui kreativitas ekspresi seni budaya, Pancasila dapat dihayati sebagai perekat bagi semua anak bangsa. Bukan sebagai alat politik, tetapi Pancasila sebagai dasar negara,” tandasnya.
Romo Budi menjelaskan, dalam acara ini, dilukis 19 mural oleh seniman dari Jawa Tengah dan sekitarnya, juga 45 lukisan sketsa yang semuanya bercerita tentang keberagaman NKRI, Pancasila dan Bhineka tunggal Ika.
“Ini ada 19, 45 dan 1 Juni kalau digabung menjadi 1 Juni 1945, mengenang 73 tahun lalu saat pertama kali bung karno menyebut pancasila sebagai dasar negara yang abadi dan selamanya,” ujarnya.