Kondisi kekurangan fisik yang dialami sejak lahir tidak menjadi halangan seseorang berkarya dan meraih impiannya serta tidak putus asa. Calon wisudawan Program Studi Desain Komunikasi Visual Unika Soegijapranata, Nicolaus Kristanto contohnya, seorang difabel yang mampu menyingkirkan kekurangannya.
Nico, begitu sapaan akrabnya, tunarungu sejak lahir. Ia sempat bersekolah di SLB B Don Bosco Wonosobo tetapi kemudian pindah ke sekolah umum atas saran guru-gurunya yang melihat kelebihannya. Awalnya dia merasa takut dan minder, tetapi ternyata apa yang pernah diceritakan rekan-rekannya saat bersekolah di SLB tidak terbukti dan ia juga melanjutkan ke sekolah umum untuk tingkat menengah atas.
Meski memiliki kekurangan, di balik itu ada kelebihan. Panca indera lainnya masih dapat digunakannya dengan baik terutama penglihatannya. Ia lebih banyak menekuni hobi menggambar, fotografi, dan pekerjaan lain yang tidak mengandalkan pendengaran.
Saat masuk bangku kuliah, Nico memilih jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) di Unika Soegijapranata Semarang. Calon wisudawan asal Pekalongan ini saat kuliah banyak mendengarkan dan bercerita kepada teman-temannya. Dosen-dosen yang ada di program studi pun berusaha memahaminya.
Kini Nico menekuni dunia fotografi yang digemarinya. Ia bertekad bisa menguasai bidang tersebut sebagai profesinya setelah magag di sebuah perusahaan di bidang fotografi. Dari pengalamannya, saat ini menjadi freelance fotografi di bidang fashion dan wedding. Ia bercita-cita suatu saat bisa menjadi fotografer Internasional dan dapat bekerja di Jepang.
(âșhttp://berita.suaramerdeka.com)
Mahasiswa DKV SCU Ciptakan Solusi Inklusif untuk Komunitas Difabel dalam Pameran Studio Terpadu
Sebanyak 96 karya mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV)