Pages

Asian Games 2018, Peluang Menata Transportasi Umum

image

Oleh: Djoko Setijowarno

Peneliti Laboratorium Transportasi dan Pengajar Program Studi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Semarang

PERHELATAN Asian Games 2018 atau Pesta Olahraga Asia ke-18 kali ini diselenggarakan di Indonesia. Ada tiga provinsi yang menjadi lokasi penyelenggaraan, yakni Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Sumatera Selatan, dan Provinsi Jawa Barat. Transportasi merupakan prasyarat lancarnya penyelenggaraan kegiatan itu.

Olimpiade 2008 atau Pesta Olahraga Dunia ke-29 yang diselenggarakan di Beijing, Tiongkok, telah memberi contoh nyata keberhasilan penataan transportasi kota.

Kala itu, kondisi transportasi Beijing mengidap banyak masalah. Tersedianya jaringan MRT, yang termasuk terpanjang di dunia, dan ratusan jaringan bus dengan jumlah armada yang ribuan jumlahnya, ternyata belum memberi kenyamanan bertransportasi. Pasalnya, keberadaan kendaraan pribadi yang tak terkendali menyebabkan kemacetan di mana-mana. Polusi udara juga tinggi sebagai dampak dari asap knalpot kendaraan bermotor.

Ketika ditetapkan sebagai penyelenggara Olimpiade 2008, Pemerintah Kota Beijing memberlakukan kebijakan pelat nomor kendaraan ganjil-genap untuk menahan laju kendaraan pribadi di jalan raya. Tapi, aturan ganjil-genap yang dilakukan tidak seperti di Jakarta dan Jabodetabek.

Kendaraan pribadi yang diizinkan lewat adalah angka terakhir pelat nomor kendaraan dengan jumlah 10, baik untuk angka genap maupun ganjil. Misalnya, untuk Senin berlaku nomor pelat kendaraan ganjil 9 dan 1; Selasa berlaku nomor genap 8 dan 2; Rabu nomor ganjil 7 dan 3; Kamis nomor genap 6 dan 4; Jumat nomor 5 dan 0. Sementara, pada Sabtu dan Minggu tidak diberlakukan kebijakan ganjil-genap.

Selama penyelenggaraan Olimpiade 2008, lalu lintas terasa lebih lancar, titik-titik kemacetan berkurang, dan udara terasa lebih nyaman. Selain itu, tarif transportasi umum murah. Menggunakan kereta cukup membayar 2 Yuan (4.000 rupiah) dan bus 1 Yuan (2.000 rupiah). Tarif parkir melambung tinggi, berkisar 20-40 kali tarif transportasi umum. Lahan parkir dikurangi. Sepeda motor dilarang digunakan kecuali antara pukul 24.00-06.00. Sepeda listrik diizinkan beroperasi tanpa batasan waktu dan diberi jalur terpisah dengan kendaraan bermotor.

Dengan sendirinya, terjadi penghematan energi di Beijing. Di semua jaringan jalan, disediakan fasilitas trotoar yang nyaman dan jalur bagi kendaraan non-bensin (sepeda listrik).

Usai Olimpiade, Pemerintah Kota Beijing akan mengakhiri kebijakan ganjil-genap. Namun, masyarakat sudah terlanjur merasakan manfaatnya selama satu bulan, sehingga meminta kebijakan itu dilanjutkan, tidak hanya saat Olimpiade berlangsung. Hingga kini, kebijakan itu masih tetap berlangsung dengan dilengkapi aturan setiap tiga bulan sekali dilakukan rotasi.

Pada 2010, diadakan Shanghai Expo yang dihadiri tidak kurang 500 ribu pengunjung setiap harinya. Tidak tampak jalan-jalan menuju lokasi Shanghai Expo mengalami kemacetan fatal. Akses angkutan umum massal yang menjadi tulang punggung beroperasi sangat bagus. Jaringan MRT menuju lokasi dipadati pengunjung setiap harinya dalam sebulan penuh. Lahan parkir kendaraan pribadi cukup luas tetapi masyarakat lebih senang menggunakan transportasi umum bertarif 2 Yuan.

Bandingkan dengan kegiatan yang diselenggarakan di Stadion Gelora Bung Karno yang hanya bisa menampung tidak lebih dari 100 ribu orang. Kemacetan lalu lintas di jalan bisa terjadi hingga radius 5-10 kilometer. Lagi-lagi akses atau layanan transportasi umum terintegrasi menjadi hal yang utama saat ini.

Lantas, bagaimana dengan kota-kota tempat penyelenggaraan Asian Games 2018 di Indonesia: Jakarta, Tangerang, dan Palembang. Apakah sudah tersedia akses layanan transportasi umum?

Kota Palembang membangun LRT sepanjang 23,4 kilometer dengan 13 stasiun dan depo menuju Kompleks Olahraga Jakabaring. LRT yang terbangun harus terintegrasi dengan Bus Trans Musi, sehingga bisa memudahkan masyarakat yang ingin menyaksikan pertandingan olahraga. Selain itu, sepanjang jaringan LRT itu, terdapat lebih dari sepuluh hotel berbintang yang menjadi tempat penginapan atlet, official, dan pengunjung dari luar kota.

Pengoperasian LRT Sumatera Selatan selama tujuh bulan mendapat subsidi 129 miliar rupiah. Bandingkan dengan subsidi bus perintis untuk 200 trayek se-Indonesia yang besarnya hanya 124,5 miliar rupiah pada 2017.

Artinya, pengoperasian LRT usai perhelatan Asian Games harus benar-benar memberi manfaat bagi warga Palembang. Jika dirasa perlu, Pemerintah bisa memberlakukan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, seperti kebijakan ganjil-genap dan pelarangan sepeda motor di jalur sepanjang koridor LRT.

Pemerintah Jakarta membangun LRT sepanjang enam kilometer dari Kelapa Gading menuju Velodrome Rawamangun. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sudah menerapkan kebijakan ganjil-genap di pintu tol menuju Jakarta antara pukul 06.00-09.00 dan memberi jalur khusus angkutan umum di jalan tol (HOV Lane). Kebijakan ini cukup efektif pada jam tersebut untuk mengurangi kendaraan pribadi yang melintas tapi belum bisa mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Pasalnya, hampir semua kawasan perumahan dan permukiman di kawasan daerah penyangga, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) belum dilengkapi fasilitas transportasi umum. Kalaupun ada, jumlahnya masih sangat minim. Warga lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi sebelum pukul 06.00 untuk melalui jalan tol.

Secara teori, langkah dan strategi push and pull dapat dilakukan. Strategi push berupa pemberlakuan congested/road pricing, pembatasan kendaraan bermotor (traffic restraint), HOV lane (3-in-1), dan pembatasan parkir on street. Sementara, strategi pull berupa optimalisasi angkutan rel, integrasi antarmoda angkutan umum (fisik, tiket, dan jadwal), restrukturisasi angkutan bus kecil yang tidak efisien, membangun MRT/BRT, penyediaan lahan park and ride, peningkatan kualitas, revitalisasi, perluasan pedestrian, dan penertiban angkutan liar.

Pemerintah daerah bisa saja menetapkan kebijakan ganjil-genap untuk kendaraan roda empat dan pelarangan sepeda motor pada ruas tertentu, terutama ruas-ruas jalan ke lokasi penyelenggaraan Asian Games. Di Jakarta, kebijakan pelat nomor kendaraan ganjil-genap yang sudah dilakukan dapat diperluas ke jaringan jalan yang lain. Pembuatan jalur kendaraan tidak bermotor bisa dimulai dan terpisah atau dibatasi secara fisik dari jalur kendaraan bermotor. Selama penyelenggaraan Asian Games, jumlah armada angkutan umum menuju lokasi pertandingan bisa diperbanyak.

Di Palembang, Pemerintah Kota bisa saja melarang semua kendaraan bermotor melintasi Jembatan Ampera, kecuali angkutan umum. Rerouting Bus Trans Musi mendekati kawasan perumahan dan permukiman juga bisa dilakukan.

Integrasi dapat dilakukan dengan LRT Sumatera Selatan, baik berupa fisik, sistem pembayaran maupun penjadwalan. Pengguna transportasi umum adalah pejalan kaki, sehingga sepanjang rute LRT Sumatera Selatan di Palembang harus terbangun fasilitas pejalan kaki.

Warga sangat menantikan, apakah usai penyelenggaraan Asian Games 2018, terjadi perubahan penataan transportasi umum di Palembang dan Jakarta, seperti halnya di Beijing setelah Olimpiade 2008.

https://www.indopress.id

Tag

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp