Sebuah acara yang diramu di hari kedua Refleksi Karya Unika tahun 2019 dan diselenggarakan di D” Emmerick Salatiga, memuat dua acara yang masih berkaitan dengan tema refleksi karya tahun 2019 yaitu Testimoni Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik} Unika yang telah melakukan gerakan ekologis dan Aksi (Komitmen Perubahan Perilaku dan Rencana Karya) masing-masing unit atau lembaga.
Dalam sesi acara pertama tentang Testimoni pelaku budaya ekologis, diwakili oleh Ir FX Bambang Suskiatno MT, Hotmauli Sidabalok SH CN MHum, Supriyana dan Ignatius Eko.
Dalam sesi tersebut, salah satu presenter ekologis yang mengubah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair, Ignatius Eko dari UPT Penerbitan Unika menguraikan tentang alasan kuat yang mendorongnya untuk mencari solusi terhadap melimpahnya sampah rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya.
“Saya prihatin dengan sampah rumah tangga yang sering saya jumpai setiap hari. Apalagi saya pernah membaca dari sebuah surat kabar bahwa sampah di kota Semarang hampir mencapai 1.200 ton dan 60 % nya adalah limbah rumah tangga,” jelasnya.
“Oleh karena itu saya bersama Jaringan Pupuk Organik Marimas berupaya melakukan gerakan berdasar inspirasi dari Bapak Heru Santoso (seorang pemerhati lingkungan yang berhasil meraih penghargaan tingkat nasional) untuk mencoba membuat metode pupuk cair yang awalnya berupa sampah organik seperti kulit buah, sayuran dan sampah rumah tangga lainnya menjadi pupuk cair,” lanjutnya.
“Pupuk cair yang dihasilkan dapat digunakan untuk tanaman dengan perbandingan 1:100 ml apabila dicampur air dan pupuk cair tersebut tidak berbau namun mengandung zat yang dibutuhkan tanaman,” urainya.
Menutup acara Refleksi Karya Unika tahun 2019, Rektor Unika Prof Dr F Ridwan Sanjaya MS IEC menyampaikan kesimpulan dari acara sesi kedua Refleksi Karya.
“Semangat yang tumbuh dari tendik dan dosen untuk membuat Unika menjadi lebih baik dan hijau tampak dalam acara ini. Semoga dosen dan tendik dapat mewujudkannya di lingkungan kampus Unika serta di lingkungan masing-masing agar bumi ini bisa tetap terjaga kelestariannya dan dapat diwariskan ke generasi berikutnya dengan baik,” tutupnya. (fas)