Pages

Mahasiswa Program Double Degree S2 FTP Unika Berangkat ke Providence Taiwan

Henricus Yayan Setyanto dan Webiana Lowisia saat berfoto bersama di kampus Providence University, Taiwan

Dua mahasiswa Pogram Studi Magister Teknologi Pangan (PMTP) Unika Soegijapranata berangkat ke Providence University Taiwan pada bulan Februari ini. Mereka adalah Henricus Yayan Setyanto dan Webiana Lowisia. Yayan dan Webi, sapaan akrab mereka, akan melaksanakan studi di Providence University Taiwan selama 2 semester sebagai bagian dari program double degree Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unika Soegijapranata.
Unika Soegijapranata adalah PTS pertama di Jawa Tengah yang menyelenggarakan program studi untuk magister teknologi pangan dengan program double degree.
“Double degree ini adalah program yang baru dari PMTP. Ini adalah hasil kerja sama antara FTP Unika dengan Faculty of Food and Nutrition, Providence University. Oleh karena kedekatan rumpun ilmu, maka berjalanlah program double degree ini,” terang Dr Alberta Rika Pratiwi, ketua Program Magister Teknologi Pangan Unika Soegijapranata.
Program double degree menerapkan sistem belajar dengan konsep join curriculum. Mahasiswa PMTP akan menempuh studi selama 4 semester di mana dua semester dilaksanakan di kampus Unika, yakni pada semester pertama dan keempat, dan dua semester lainnya di kampus Providence University Taiwan yakni pada semester kedua dan ketiga. Melalui program ini, mahasiswa S2 nantinya akan lulus dengan mendapatkan dua gelar magister sekaligus di bidang teknologi pangan.
“Kami juga menyediakan kesempatan full scholarship untuk biaya kuliah, tempat tinggal, dan biaya hidup selama di Taiwan dengan kuota terbatas. Selain itu, ada pula kesempatan beasiswa non-full scholarship yakni untuk biaya kuliah selama studi di Taiwan,” tambahnya.
Menurut Yayan, mengambil studi S2 di FTP Unika membuat dirinya merasa tertantang. “Dengan adanya program double degree ini kita bisa mendapatkan ilmu lebih luas dengan cara pandang yang tentunya berbeda. Selain itu kita dapat saling belajar antar keberagaman budaya masing-masing yang secara tidak langsung dapat membangun relasi international yang lebih erat,” ungkapnya.
Selama di Providence, Yayan dan Webi akan mengikuti sistem perkuliahan di dalam kelas dan juga bisa mulai melakukan beberapa riset. Apabila terinspirasi dari riset tersebut, mahasiswa dapat melanjutkannya sebagai tesis saat semester 4 di Unika, tentunya dengan tak menutup kemungkinan pembimbing tesis berasal dari kedua universitas.
“Harapannya, program double degree ini dapat memberikan atmosfer pembelajaran internasional bagi mahasiswa, dan juga agar mahasiswa memiliki wawasan dan pengalaman studi secara internasional di luar Unika. Lebih lanjut, kerjasama ini juga membuka kesempatan bagi kedua universitas untuk bisa melakukan riset bersama khususnya dalam bidang ilmu pangan,” ungkap Dr Rika.
Sedangkan untuk metode perkuliahan yang dilaksanakan di PMTP FTP Unika adalah berupa sistem course atau perkuliahan di dalam kelas. Sehingga mahasiswa PMTP akan mendapatkan materi perkuliahan sambil menyelesaikan tesisnya. “Di sini mahasiswa PMTP lebih banyak mendiskusikan paper dan melakukan review jurnal di dalam kelas. Sedangkan ujiannya adalah mengkaji dan menulis paper untuk setiap mata kuliah. Bentuk ujiannya berupa riset-riset kecil yang di bahas dalam paper dari penelitian sebelumnya,” ungkap Dr Rika. Menurutnya, mahasiswa S2 harus bisa mempublikasikan penelitiannya dalam jurnal nasional maupun internasional, serta mampu mendiseminasikan penelitiannya dalam seminar kepada masyarakat.
Fast Track
Selain program double degree, PMTP Unika juga memiliki program Fast Track. Program ini ditujukan bagi mahasiswa S1 FTP Unika yang berminat untuk langsung melanjutkan studi S2 di PMTP Unika sehingga waktu menempuh studi menjadi lebih cepat yakni selama 4,5 tahun (9 semester) dan mendapatkan gelar untuk sarjana dan magister di bidang teknologi pangan.
“Untuk jalur fast track, tugas akhir yang dikerjakan dalam studi S1 menjadi bagian pendahuluan dari tesis, sehingga waktu yang dibutuhkan akan lebih cepat,” terang Dr Rika.
Webi, yang juga mengikuti fast track ketika S1 dan menjadi wisudawan terbaik pada April 2018 lalu, mengungkapkan bahwa program fast track yang ia ambil sangat berguna karena memberikan kesempatan lebih untuk studi S2 dalam waktu yang lebih singkat, khususnya bagi dirinya yang memang senang belajar di bidang teknologi pangan. (B.Agth)

Tag

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp