Anda pernah ”menitip” tanda tangan presensi saat tidak masuk kuliah? Hal itu tak bisa dilakukan di Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang. Sebab, kampus tersebut menerapkan sistem barcode untuk presensi.
MAHASISWAProgram Studi Sistem Informasi, Unika Soegijapranata, Isai Angelo Karnadhi dan sejumlah mahasiswa lain terlihat kebingungan saat masuk kuliah, Selasa (10/4). Sebab, ada yang berbeda di sana. Jika sebelumnya, dia absen menggunakan kertas. Kini, dia diminta oleh dosen mengeluarkan gawai. Dia diminta meng-capture QR Code yang terpampang di layar kelas dengan gawai. Setelah itu, secara otomatis namanya terlihat di layar.
Dia telah melakukan presensi kuliah melalui QR Code yang disiapkan oleh dosen tersebut. ”Wah keren dan canggih. Dengan meng-capture gawai ke layar komputer di kelas, nama saya sudah tercatat bahwa saya mengikuti kuliah ini,” ungkapnya.
Menurut dia, QR Code sebagai presensi merupakan ide yang baik, praktis, dan paperless. Dengan layar itu bisa diketahui siapa saja yang presensi secara real-time dan meminimalkan keisengan mahasiswa.
Mahasiswa yang bolos kuliah tidak bisa menitipkan absen begitu saja karena harus membawa gawai masing-masing. Ya, Unika Soegijapranata mulai mengembangkan teknologi QR Code atau dikenal dengan istilah Barcode 3 Dimensi kepada mahasiswa yang absen masuk kuliah.
Mudahkan Administrasi
Dalam beberapa tahun ini, Unika banyak mengubah kebiasaan dalam proses administrasi yang semula memanfaatkan kertas menjadi berkas elektronik (softcopy). Dengan Barcode 3 Dimensi ini untuk memudahkan proses administrasi perkuliahan.
Dalam perkuliahan dosen akan menampilkan QR Code di layar kelas dan mahasiswa dapat melakukan presensi menggunakan gawai. Setelah pertemuan selesai, laporan kehadiran setiap kelas dapat dilihat mahasiswa, orang tua, dosen, atau Bagian Tata Usaha. Selain itu, berita acara perkuliahan (BAP) dapat langsung disimpan di komputer server universitas.
Semua dokumen yang dibutuhkan dalam perkuliahan dapat diunduh sewaktu-waktu apabila dibutuhkan. Informasi dapat dipantau melalui dashboard maupun Unika Menyapa. ”Dengan sistem ini, perkuliahan dari dosen program studi mana pun dapat dilakukan di berbagai gedung yang ada di kampus, tanpa harus direpotkan dengan berkas-berkas administrasi perkuliahan, seperti BAP dan presensi yang biasa diambil dari Tata Usaha sebelum perkuliahan dimulai. Kuliah dengan memanfaatkan ruang yang sedang tidak digunakan di gedung lain tentunya dapat memperpendek jadwal perkuliahan setiap harinya,” tutur Kepala Programmer UPT MSI, Unika Soegijapranata, Julius.
Julius menuturkan, munculnya ide presensi kuliah dengan QR Code sebenarnya sudah lama sejak diskusi dengan Rektor Unika Soegijapranata pada awal September 2017. Menurutnya, program ini membantu proses perkuliahan menjadi lebih dinamis dan membantu administrasi dalam merekap aktivitas perkuliahan.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Unika Soegijapranata, Titiek Murniati mengatakan, dirinya mengapresiasi kehadiran presensi QR Code ini. Mahasiswa sangat antusias. Saat mahasiswa meng-capture QR Code.
Penggunaan presensi QR Code ini, kata dia, juga bisa dipakai untuk penjaminan mutu, artinya dengan metode ini dosen dan mahasiswa sama-sama hadir di kelas karena keduanya menggunakan login akademik masing-masing.
►Suara Merdeka 11 April 2018 hal. 17, 20, http://www.suaramerdeka.com