Hadapi Era Disrupsi
SEMARANG – Kreativitas menjadi kunci keberhasilan seorang arsitek dalam menghadapi era disrupsi. Adanya revolusi industri 4.0 dinilai tidak akan berpengaruh terhadap dunia kearsitekan, sepanjang arsitek itu kreatif dalam menjalankan tugas-tugas profesinya.
Demikian diungkapkan Konsultan Desain Arsitektur BE Studio, Erick Budhi Yulianto saat menjadi narasumber seminar di aula gedung Thomas Aquinas, kampus Unika Soegijapranata Semarang, Selasa (19/3).
“Kreativitas itu tak tergantikan, yang bisa digantikan mesin itu kegiatan yang berulang-ulang. Kreativitas itu yang punya kita, kalau mesin itu benda bodah yang diberi program, sehingga yang pintar tetap kita,” jelas Erick.
Dalam seminar yang dihadiri Kepala Prodi Arsitektur, MD Nestri Kiswari ST MSc itu, Erick juga menyarankan mahasiswa prodi Arsitektur untuk bisa gali potensi diri. Tidak perlu ahli di segala bidang, tapi bisa mencari spesialisasi. Hal itu bisa dimulai sejak sekarang, karena dengan spesialisasi, orang akan banyak yang mencarinya. Kehadirannya di Unika bukan hanya menjadi narasumber, tapi juga juri dari ajang External Examination. Ajang itu menampilkan enam nominator karya arsitektur yang merupakan hasil tugas akhir, mahasiswa prodi Arsitektur yang telah lulus.
Lima Parameter
Menurut Erick, karya arsitektur para nominator itu bermacammacam, ada yang membangun stadion, museum, pusat pemasaran dan pelatihan mebel, hingga ekowisata kopi. “Ada lima parameter penilaian bagi pemenang, di antaranya estetika, kelayakan fungsi, dan kelayakan pasar,” ungkapnya.
Selain Erick, dua narasumber seminar juga menjadi juri, yakni Dosen arsitektur UGM D Eng Agus Hariyadi ST MSc dan Arsitek Denton Corker Marshall, Fajar Setiawan.
Dalam kesempatan itu, Fajar juga memiliki pesan menarik yang dibagikan kepada mahasiswa. Menurut dia, arsitek itu mirip mode yang akan selalu ada perubahan. “Mahasiswa supaya bisa lebih update ke depannya. Apabila mendapatkan proyek, harus dikerjakan sebaik-baiknya. Memang harus ngeyel, supaya pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik,” tandasnya.
►Suara Merdeka 20 Maret 2019 hal. 19, https://www.suaramerdeka.com/smcetak