Mahasiswi Psikologi 2020, Soegijapranata Catholic University (SCU), Audrey E. Y. A. Mangimbulur dan Joan P. Rosa Maheswari, telah berpartisipasi dalam “Discovery Camp with The Service-Learning Framework” yang diselenggarakan oleh Ateneo de Davao University, Filipina dan University Mobility in Asia and the Pacific (UMAP) pada 24 Agustus – 30 September 2022.
Kegiatan yang berlangsung secara daring tersebut diikuti oleh beberapa mahasiswa mancanegara meliputi Indonesia, Filipina, Thailand, dan India. Adapun sub-tema yang dibahas yakni Quality Education, Climate Action, and for Peace, Justice, and Strong Institutions.
Audrey panggilan akrabnya, menceritakan keinginannya mengikuti acara ini karena rasa penasarannya serta ingin mencoba berinteraksi dan berkolaborasi bersama orang mancanegara. “Menurut aku pribadi, acara ini menjadi tantangan untuk aku tersendiri karena ada hal-hal yang mungkin berbeda ketika berinteraksi dengan orang yang berbeda asal negaranya. Misalnya seperti, language barrier, atau mungkin behaviour yang berbeda. Jadi, aku suka banget bisa ikut ini,” terangnya.
Audrey juga menyampaikan bahwa Ateneo de Davao University merupakan sebuah daerah di Davao yang kerap terjadi konflik,. Berangkat dari isu-isu yang terjadi, Audrey dan Rosa serta beberapa mahasiswa lainnya diajak untuk memecahkan masalah-masalah isu tersebut.
“Karena yang mengadakan Filipina jadi kami harus mengikuti isu-isu yang sedang terjadi di sana, terkhusus isu daerah di Davao. Maka dari itu, kami dengan beberapa mahasiswa negara lain mencoba untuk mencari solusi dengan membawa nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs), terutama di bagian peace and education for children,” jelasnya.
Setelah diskusi nantinya para peserta diminta untuk merefleksikan hasil-hasil ide-ide yang sudah didiskusikan. Kemudian, menuju puncak acara para peserta akan mempresentasikan program-program kepada beberapa sekolah SMA di Filipina yang sudah ditentukan penyelenggara dengan mempunyai misi utama perdamaian.
Oleh karena itu, Audrey mengaku, melalui acara yang sudah ia ikuti mendorong dirinya untuk ingin terus mengedukasi kepada orang-orang mengenai perdamaian adalah segalanya serta terus mempunyai sikap growth mindset.
“Melalui acara ini, aku jadi lebih mendalami SGDs itu sendiri. Jadi kedepannya, mungkin melalui tawaran-tawaran yang nanti diberikan dosen seperti nge-training ke anak-anak akan aku ambil dan merealisasikannya dengan mengedukasi growth mindset. Maka anak-anak ini, juga mesti aware dengan keadaan yang positif bagi dirinya,” tuturnya.
Sementara itu, Rosa menambahkan juga mengenai tentang Level of Peace, yaitu ada Personal Peace, Interpersonal Peace, Intergroup/social Peace, Global Peace, dan Peace between and the Earth and Beyond.
“Dari salah satu sub-tema yang didiskusikan, saya sebagai mahasiswi Psikologi akan memulai dengan berdamai diri sendiri terlebih dahulu karena dengan adanya trauma dalam diri bisa menyebabkan timbulnya prasangka buruk terhadap orang lain dan menghambat terjadinya perdamaian pada level pertama dan kedua,” terangya.
“Selain itu, edukasi tentang perdamaian penting untuk diajarkan sedini mungkin agar anak-anak tidak tumbuh dalam pengaruh prasangka buruk akan sesuatu dari lingkungan sekitarnya dan terbuka akan perbedaan-perbedaan yang ada sehingga mereka memiliki rasa toleransi yang tinggi,” tutupnya. [Humas Unika Soegijapranata/Dim]
