Sebuah Forum Diskusi Bulanan yang diselenggarakan oleh Kelompok Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata pada Rabu (27/10) lalu telah diselenggarakan secara online di ruang virtual unika dengan tema “Pembangunan Terowongan di Bendungan Paselloreng Sulawesi Selatan dengan Metode NATM”.
Hadir sebagai narasumber dalam acara forum diskusi tersebut adalah alumni Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata tahun 2004 yaitu Arief Prehardiyanto ST MT, bersama moderator acara adalah Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Lingkungan Dr Ir Djoko Suwarno MSi IPM.
Dalam pengantarnya Koordinator Forum Diskusi Teknik Sipil sekaligus Kepala Program Profesi Insinyur Unika Soegijapranata Ir Widija Suseno Widjaja MT menyampaikan dukungan dan apresiasinya kepada para mahasiswa yang secara rutin menyelenggarakan forum diskusi bulanan di Unika.
“Maksud penyelenggaraan forum diskusi ini adalah untuk membekali para mahasiswa dan para hadirin, dengan ilmu dan pengetahuan mengenai perkembangan konstruksi,” ungkapnya.
Para pembicara yang akan memaparkan materi juga para alumni yang telah berkarya di lapangan sebagai praktisi, semoga keilmuannya selalu bisa kita ikuti, Imbuhnya.
Sedang Arief Prehardiyanto selaku narasumber dalam acara forum bisnis ini mensharingkan pengalamannya sewaktu menangani pembangunan Bendungan Paselloreng Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.
“Bendungan Paselloreng dibangun dari tahun 2015 hingga 2019, dan pada tanggal 9 September 2021 sudah digenangi dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo,” terangnya.
Manfaat dari bendungan Paselloreng adalah untuk irigasi 8.500 ha, penyediaan air baku, konservasi sumber daya air, pengendalian banjir sungai Gilireng, dan pariwisata.
Dalam bahasan kali ini kita akan fokus pada area pengelak pada bendungan Paselloreng. Pengelak dalam bendungan ini menggunakan metode tunnel, jadi ada dua pengelak dengan tunnel yang berdiameter 4,3 meter, tebal tunnel 0,35 meter dengan lining beton dan panjang 212 meter.
Pemilihan metode tunnel ini disesuaikan dengan kondisi bebatuan yang ada dan tipikal dari kondisi sekitarnya. Adapun metode tunnel ini menggunakan NATM (New Austrian Tunnelling Method).
“Dalam proses pembangunan galian terowongan, menggunakan dua metode yaitu metode mekanis dan metode blasting. Pengerjaan galian terowongan ini juga termasuk pekerjaan highrisk karena tingginya potensi-potensi bahaya di sekitarnya,” ungkapnya.
Selanjutnya adalah pengerjaan pemasangan steel ribs terowongan, pemasangan wire mesh, pengerjaan shotcrete, kemudian dilanjutkan pengerjaan rock bolt. Setelah terowong tembus dari inlet ke outlet maka pengerjaan berikutnya adalah breakthrough, linning concrete, dan pengelakan atau river closure.
Dalam pengerjaan pengecoran linning tunnel kita menggunakan metode yang kita modifikasi yaitu dengan menggunakan metode flow concrete.
Hal tersebut perlu diketahui, mengingat tujuan yang dicapai adalah mengetahui metode yang paling efektif dan efisien, dan bisa menjadi dasar pengetahuan metode di proyek yang lain. Sedangkan manfaatnya adalah bisa optimalisasi biaya dan waktu, kemudahan dalam bekerja, menjaga mutu pekerjaan, dan meminimalisir resiko saat pelaksanaan, pungkasnya. (FAS)
