Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) peduli Mentawai yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) dengan dibantu oleh yayasan Misereor telah dilaksanakan di LPPM Unika Soegijapranata pada Jumat (28/6) bertempat di ruang seminar LPPM Unika oleh tim yang ditunjuk. Salah satu tim tersebut adalah Dr Paulus Sukapto Ir MBA yang merupakan koordinator APTIK peduli Mentawai sekaligus Wakil Rektor III Bidang Modal Insani atau SDM dan Kemahasiswaan Universitas Katolik Parahyangan.
Fokus utama APTIK peduli Mentawai adalah pada KKN ( Kuliah kerja Nyata) yang dibantu oleh salah satu organisasi dari Jerman yaitu yayasan Misereor yang meliputi KKN III, KKN IV dan KKN V. Demikian disampaikan oleh Dr Paulus Sukapto tatkala mengawali paparannya terkait KKN Peduli Mentawai yang akan dilaksanakan selama satu bulan di bulan Juli 2019 ini .
“Pelaksanaan KKN peduli Mentawai yang akan dilaksanakan bulan Juli ini adalah KKN yang ke-5 atau yang terakhir, maka disebut juga istilahnya sapu jagad. Oleh karena itu kita perlu melihat kembali apa saja yang sudah dilakukan dan apa yang belum, maka kita berharap KKN ke-5 ini adalah KKN yang pamungkas, sehingga perlu kesamaan mindset dari seluruh peserta KKN ke-5 yang berjumlah sekitar 40 mahasiswa,” jelas Dr Paulus.
“Dan dalam rangka KKN ke-5 ini, kami berbagi tugas untuk memberikan pembekalan dan semangat kepada para mahasiswa yang akan berangkat ke Mentawai,” lanjutnya.
Saat ditanya apa yang menjadi target KKN APTIK peduli Mentawai ini, Dr Paulus menuturkan bahwa sesuai dengan yang disampaikan oleh Bupati Mentawai, meliputi tiga hal, pertama adalah bidang pendidikan, yaitu menumbuhkan keinginan dan pemikiran pada masyarakat Mentawai bahwa pendidikan itu penting. Kedua yaitu bidang kesehatan, sebab dalam penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta diketahui hampir semua anak-anak di daerah Mentawai terjangkit penyakit cacingan dan penyakit lainnya. Ketiga adalah pengembangan dan pengolahan hasil alam yang sangat melimpah di kabupaten Mentawai.
Sedang Kepala LPPM Unika Soegijapranata Dr Berta Bekti Retnawati juga memberikan dukungannya terhadap kegiatan yang dilangsungkan selama satu bulan ini.
“ APM (Aptik Peduli Mentawai) adalah kegiatan beberapa perguruan tinggi katolik yang bersinergi untuk membantu juga berfokus untuk kebutuhan solutif pada masyarakat di Mentawai. Pada KKN APM ke-3 fokusnya pada eksplorasi orientasi kewirausahaan dan inisiasi awal tentang pentingnya kesehatan, sedang KKN APM ke-4 terfokus pada upaya untuk lebih meningkatkan lagi apa yang sudah dilaksanakan dalam APM ke-3 diantaranya pada peningkatan mutu kualitas kesehatan produk olahan wirausaha warga, kemasannya, labelingnya serta sanitasi kesehatan masyarakat,” ucap Dr Berta.
“Selanjutnya pada KKN APM ke-5 ini lebih difokuskan pada bagaimana memasarkan barang-barang produk wirausaha warga sehingga ada keberlanjutan usaha yang ada di masyarakat setempat. Dan dari kesehatan tantangannya adalah bagimana merawat dan menggunakan fasilitas kesehatan bersama atau komunal agar senantiasa terjaga dengan baik dan sehat. Juga persiapan masyarakat akan pembangunan yang nantinya mengarah pada KEK atau Kawasan Ekonomi Khusus, artinya dengan KEK ini di masa mendatang pemerintah akan banyak mendirikan fasilitas infrastruktur berupa bandara serta fasilitas umum lainnya sehingga dengan demikian diharapkan masyarakat setempat sudah siap dan bisa menjadi tuan di tempat daerahnya sendiri,” tutupnya.
Dalam KKN APM ke-5 ini, Unika Soegijapranata akan melibatkan lima mahasiswanya bersama dengan mahasiswa-mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya di lingkungan APTIK untuk bisa merealisasikan program yang dipersiapkan bagi masyarakat Mentawai. (fas)
UKMF Hypnomorphosis SCU Bangun Kebersamaan dan Keakraban
Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Hypnomorphosis Soegijapranata Catholic University (SCU)