Menjadi menarik apabila kita mengikuti acara forum diskusi Ruang Rabu Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP) Unika Soegijapranata yang dilakukan secara online dan dipandu dari ruang Hijau gedung Mikael Unika Soegijapranata. Terlebih tema yang menjadi pokok bahasan adalah mengenai “Belajar dari Vietnam tentang Covid-19 Response”.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Program Studi PMLP P Donny Danardono, SH Mag.Hum sesaat sebelum acara forum diskusi dilaksanakan.
“Vietnam merupakan salah satu negara yang berhasil keluar dari wabah covid-19 pada akhir April lalu, karena itu menarik untuk mengetahui strategi pemerintah dan masyarakat Vietnam dalam menghadapi pandemi virus covid-19 di negara mereka,” jelas Donny.
Hal lain, negara Vietnam berbatasan tepat dengan Cina dan berpenduduk sekitar 96 juta. Sementara kota Wuhan kita ketahui sebagai sumber wabah yang pertama kali.
Perlu kita ketahui juga bahwa Vietnam adalah bekas negara komunis yang sistem pemerintahannya adalah sentralistik dan semi otoriter, tetapi perekonomiannya sudah liberal. Demikian juga masyarakatnya karena bekas negara komunis, maka tingkat kepatuhannya kepada pemerintah masih tinggi, lanjutnya.
Maka kami dalam forum diskusi Ruang Rabu PMLP ini, kita mengundang salah satu dosen PMLP Unika Soegijapranata dan juga sekaligus sebagai Regional Director of “Asia of The World Mosquito Program” yang saat ini sedang bertugas di Vietnam, Dr Claudia Surjadjaja untuk menjadi narasumber dalam kegiatan yang diselenggarakan pada hari Rabu (6/5) ini.
“Sehingga harapannya dengan forum diskusi Ruang Rabu ini kami ingin memberikan sumbangan yang positif bagi pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah serta bagi seluruh warga Indonesia pada umumnya maupun warga semarang pada khususnya, mengenai strategi menghadapi pandemi covid-19,” tuturnya.
Sementara Dr Claudia dalam paparan materinya menyampaikan beberapa hal yang perlu diketahui terkait penanganan pemerintah Vietnam dan perilaku warganegaranya terhadap pandemi covid-19.
“Di Vietnam hanya ada satu partai saja, dan belum tentu jika negara sosialis pasti rakyatnya selalu patuh, tapi jika di lihat di Indonesia kita adalah negara kepulauan, sehingga mungkin karena kondisi tersebut perlu menggunakan pendekatan yang lain,” jelasnya.
Indonesia juga memiliki berbagai macam suku dan kultur yang berbeda-beda, sehingga mungkin akan lebih sulit untuk penanganannya. Namun demikian ada beberapa hal yang menarik jika berbicara tentang masa pemulihan pasca pandemi covid-19.
“Ada suatu istilah yang muncul yaitu “The New Normal”, artinya akan ada kebiasaan-kebiasaan baru sebagai dampak pandemi covid-19 yang antara lain adalah kebiasaan sanitasi, ekonomi, religius, dan sebagainya. Yang pasti akan ada perubahan pada masa setelah covid-19, yang tentu masing-masing negara pola perubahannya akan berbeda-beda, tergantung lama atau tidaknya lockdown itu dilakukan dan seberapa besar dampaknya,” ucap Dr Claudia.
Terutama ada beberapa hal yang layak kita contoh terkait penanggulangan pandemi covid-19 di Vietnam, yaitu antara lain adalah (1) perlu tindakan tegas oleh pemerintah dan menyatakan covid-19 sebagai ancaman utama dan memutuskan “kesehatan di atas pertumbuhan ekonomi” (2) Respon awal sejak kasus pertama yang dikonfirmasi dilaporkan dalam pengendalian kesehatan, deklarasi kesehatan dan karantina, (3) fokus pada pencegahan, informasi yang efektif, informasi sumber tunggal, meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku (4) pengujian yang ditargetkan, meningkatkan produksi perangkat uji-diagnostik, meningkatkan kapasitas lab untuk melakukan RT-PCR, (5) sering memperbarui SoP pengobatan, (6) kontak yang agresif dengan isolasi multi tier, (7) dukungan sektor swasta terhadap sistem kesehatan, dan yang terakhir adalah (8) kepatuhan publik. (FAS)
Perdalam Komunikasi Kreatif Jadi Upaya Ilmu Komunikasi SCU Persiapkan Mahasiswa Hadapi Perkembangan Dunia Digital
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Soegijapranata Catholic University (SCU) diajak