Meski saat ini belum menjadi kewajiban, tetapi penerapan pembelajaran secara bilingual (menggunakan dua bahasa) di tingkat sekolah dasar terus digalakkan.
Menerapkan model pembelajaran bilingual, diharapkan kegiatan belajar mengajar di sekolah menjadi lebih optimal.
Salah satunya pembelajaran secara bilingual disosialisasikan ke guru dan siswa SD daerah binaan 1 Gugus Kanjengan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Kamis (28/2/2019).
Mereka berkumpul di SD Kuncup Melati Kota Semarang untuk mendapatkan pelatihan tentang pembelajaran bilingual.
Pemateri sosialisasi, Heni Hartono, dosen Fakultas Bahasa dan Seni Unika Soegijapranata Semarang.
Heni memaparkan, pembelajaran bilingual atau dwi bahasa merupakan pembelajaran yang penting dan perlu diaplikasikan sedini mungkin, yakni ke tingkat SD.
"Ini menjadi satu cara yang real agar siswa dan guru siap menghadapi persaingan global," terangnya.
Program pembelajaran dalam dua bahasa yang dimaksud adalah menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Heni menilai, penggunaan bahasa Inggris untuk pembelajaran siswa penting, terutama untuk anak SD untuk merangsang keingintahuannya tentang bahasa tersebut.
"Ada beberapa sekolah dasar di Semarang yang sudah menggunakan program bilingual. Saatnya sekarang untuk SD umum dan swasta melakukan hal sama," jelas dia.
Meski begitu, Heni menekankan penggunaan program pembelajaran bilingual tak bisa serta-merta dijalankan. Artinya harus ada perencanaan matang agar program berjalan optimal.
Ada beberapa hal yang menurutnya harus diperhatikan agar program bisa berjalan maksimal.
Seperti sumber daya manusia (SDM), kesiapan sarana dan prasarana, hingga kemauan melatih diri.
Ketua Yayasan Khong Kauw Hwee yang menaungi SD Kuncup Melati, Aman Gautama Wangsa menilai, program pembelajaran bilingual bisa meningkatkan mutu pendidikan khususnya bagi SD di Semarang.
"Juga semoga bisa membuat para siswa mampu berbahasa asing sejak dini," paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang Gunawan Saptogiri menjelaskan, bila program pembelajaran bilingual untuk SD terutama negeri belum ada.
Pembelajaran secara bilingual dilakukan sejumlah SD swasta satuan pendidikan kerja sama (SPK), yang merupakan perubahan status sekolah internasional.
"Contohnya SD Tunas Harum Bangsa, SD Tri Tunggal, bilingual dipraktikkan untuk mapel umum. Untuk bahasa Indonesia, agama, dan PPKN menggunakan bahasa Indonesia," ujarnya.