Sebanyak 19 seniman lukis dari berbagai kota di Tanah Air meramaikan ’’Panorama Mural Pancasila’’ yang digelar di Pastoran Johannes Maria Tinjomoyo, Gang Kampung Asri Unika Soegijapranata, Jumat (1/6).
Dalam ajang tersebut juga dipamerkan 45 lukisan yang semuanya bercerita tentang Pancasila. Para pelukis sejak pukul 09.00 menyelesaikan karyanya di atas kanvas yang berjejer di sepanjang Gang Kampung Asri.
Berbagai lukisan yang dibuat antara lain, rumah-rumah adat, tempat ibadah yang berdampingan, Garuda Pancasila, serta berbagai lukisan yang menggambarkan tentang keindahan toleransi.
’’Jumlah 45 lukisan ini memiliki filosofi, dimana angka tersebut mengenang lahirnya Pancasila, yaitu 1 juni 1945,’’ kata Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang, Romo Aloys Budi Purnomo yang juga penggagas acara.
Pada pembukaan tersebut hadir Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan para tokoh masyarakat dari berbagai lintas agama. Menurut Romo Budi, merayakan kelahiran Pancasila melalui Panorama Mural Pancasila dalam Bhinneka Tunggal Ika merupakan salah satu cara merawat Indonesia. Kegiatan itu juga berawal dari keprihatinan tentang Pancasila yang semakin dilupakan dan diabakan oleh masyarakat. ’’Ketika Pancasila yang merupakan dasar final hidup berbangsa mulai digoncang, ini merupakan ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Namun, kita tidak perlu menghadapi dengan ketakutan, melainkan dengan kegembiraan yang kita gambarkan melalui mural,’’ujarnya.
Ditambahkan, semangat terhadap Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya pada dinding batu saja. Namun di dalam hati, jiwa dan kehidupan mesti ditanamkan rasa cinta serta kepedulian untuk menjaga Pancasila dengan seutuhnya. ’’Tidak akan pernah ada entitas bangsa dan negara yang bernama NKRI apabila tanpa Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga di dalamnya hadir keberagaman budaya, agama, bahasa, etnis, komunitas dan pulau-pulau yang disatukan oleh selat dan lautan. Oleh sebab itu, mari bersama kita selalu jaga persatuan untuk mempertahankan kerukunan,’’ tandasnya.
Wali Kota Hendrar Prihadi juga mengajak masyarakat untuk mengimplementasikan Pancasila yang sesungguhnya. Melalui kegiatankegiatan yang menyatukan berbagai macam agama, dan kelompok masyarakat. ’’Kita harus memahami, Indonesia memiliki beragam agama, budaya, dan etnis. Seluruh kesatuan tersebut harus menyatu. Apabila bangsa ini mempersoalkan perbedaan, maka negara ini akan semakin mundur kebelakang dan akan tertinggal dengan negara yang lainya,’’kata Hendi.
Sementara itu, salah satu seniman asal Probolinggo, Indah Sari, mengekspresikan Pancasila melalui lukisan burung Garuda yang menopang berbagai suku di Indonesia. Gambar itu melambangkan penyatu dan jembatan keberagaman di Indonesia. Baginya, melalui keberagaman yang ada, kebinekaan harus dijaga sesuai dengan fungsinya.
►https://www.suaramerdeka.com, Suara Merdeka 2 Juni 2018 hal. 17, 20