Dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Soegijapranata Catholic University (SCU) berdiskusi mengenai upaya mitigasi pada proses pemancangan Spun Steel Pipe (SSP) di lingkungan proyek berisiko. Mereka berkumpul dalam Diskusi Bulanan Teknik Sipil yang diselenggarakan pada Rabu, 23 April 2025 di Gedung Henricus Constant, Kampus 1 SCU Bendan.
Mengambil studi kasus di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) wilayah Jawa hingga Bali, mereka berdiskusi bersama praktisi dari PT. Sekawan Sakti 10 November Dr. Ir. Djoko Suwarno.
SSP sendiri adalah pipa baja yang dibuat dengan metode pemintalan dengan melibatkan logam cair dalam cetakan. Menghasilkan dinding seragam dan rapat, pipa ini memiliki kekuatan dan ketahanan yang baik terhadap korosi.
Studi Kasus pada PLTGU
Djoko membahas perencanaan hingga penerapan mitigasi untuk menciptakan pemancangan SSP yang aman, efisien, dan minim gangguan dari maupun terhadap lingkungan sekitar. Ia pun menekankan pentingnya merancang proses mitigasi dalam perencanaan suatu proyek, khususnya di lingkungan yang berisiko.
“Kita ‘kan belum mengalami ‘benturannya’ dulu dalam perencanaan, jadi jangan menunggu. Penting untuk menduga dan merencanakan proses mitigasi dalam perencanaan agar kita bisa mengambil langkah preventif, jangan setelah muncul akibat baru melangkah,” tegas Djoko.
Menurutnya, hal ini sangat krusial pengaruhnya terhadap proyek ke depan, seperti PLTGU Kota Semarang yang terletak di pesisir laut. Djoko lanjut menjelaskan bahwa lokasi tersebut rawan dengan penurunan permukaan tanah, di mana mencapai 10-12 cm per tahunnya. “Kalau dijumlahkan per tahun sudah sampai 1 meter kalau 10 tahun,” tambahnya.
Sejalan dengan itu, Djoko menekankan bahwa proses mitigasi penting untuk mencegah adanya genangan banjir rob di PLTGU. Dalam kasusnya, dinding setinggi 1-1,5 meter dibangun sebagai bentuk mitigasi.
“Masalahnya tidak sampai di situ saja, proses pemancangan juga butuh alat berat sedangkan tanah di sana (dekat pantai) tidak sepadat di daratan. Setiap tindakan nantinya akan menimbulkan masalah lagi, jadi penting dilakukan perencanaan yang matang,” lanjutnya.
Mahasiswa pun diajak untuk fokus pada dampak jangka panjang yang berpotensi ditimbulkan sebuah proyek. Hal tersebut menurut Djoko dapat dipetakan melalui perencanaan yang matang.
“Pentingnya untuk banyak mengamati dan melihat banyak studi kasus, sebagai benchmark kita untuk merancang perencanaan yang matang,” tandas Djoko.
Mempersiapkan Mahasiswa
Forum ini rutin diselenggarakan program studi agar mahasiswa bisa memperdalam keilmuannya bersama praktisi di bidang terkait. ‘Menyerap pengalaman dan informasi yang memperkaya materi teori di perkuliahan, sehingga mahasiswa siap menghadapi tantangan nyata di dunia kerja,” ujar Dosen Teknik Sipil SCU Dewa Kresna Setyandaru, MT.
