Pages

Raih Juara Lomba Poster Nasional, Mahasiswi FK SCU Tunjukkan Perhatian pada Gangguan Kecemasan Sosial

Raih Juara Lomba Poster Nasional, Mahasiswi FK SCU Tunjukkan Perhatian pada Gangguan Kecemasan Sosial

Ketakutan untuk dinilai orang lain kerap dianggap sepele, padahal bagi sebagian remaja dan dewasa muda, perasaan itu bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder (SAD). Isu inilah yang diangkat mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Soegijapranata Catholic University (SCU), Alicia Rivela Cahyono, dalam posternya yang berjudul “Takut Dinilai? Kenali Social Anxiety pada Generasi Muda.” Karya Alicia ini berhasil memenangkan Juara 2 Kompetisi Poster Promosi Kesehatan Tingkat Nasional yang diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) pada 9 Oktober 2025.

Perhatian dalam Karya

Dalam karyanya, Alicia menyoroti SAD sebagai bentuk gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut berlebihan terhadap penilaian orang lain. Gangguan ini dapat membuat penderitanya menghindari interaksi sosial, menurunkan prestasi, dan mengganggu kesejahteraan mental. Ia juga menuliskan bahwa remaja dan dewasa muda menjadi kelompok paling rentan, dengan prevalensi antara 7-13% dan puncaknya terjadi pada usia 13–18 tahun.

“Banyak orang yang tidak sadar kalau sebenarnya mereka mengalami social anxiety. Dari pengamatan terhadap lingkungan sekitar dan bacaan yang aku temukan, banyak generasi muda yang terlalu khawatir dengan pandangan orang lain. Mereka takut berbicara atau tampil di depan umum karena merasa akan dinilai buruk, padahal belum tentu orang lain berpikir begitu,” jelas Alicia.

Sejalan dengan itu, Data Riset National Institute of Mental Health menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 8 remaja di dunia mengalami SAD, sementara penelitian internasional lain memperkirakan sekitar 36% remaja memenuhi kriteria gejalanya. Di Indonesia sendiri, tingginya paparan media sosial, tekanan akademik, dan tuntutan pergaulan membuat risiko gangguan kecemasan sosial semakin meningkat. Data Kemenkes RI juga mencatat bahwa lebih dari 15 juta remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan stres berat.

Latar Belakang dan Proses

Ketertarikan Alicia mengikuti lomba ini berawal dari kegemarannya berpartisipasi dalam berbagai kompetisi di bidang kesehatan. Terlebih, lomba ini menurutnya memiliki tujuan edukatif yang sejalan dengan bidang studinya.

Alicia terlebih dahulu melakukan riset sederhana untuk mengetahui tema kesehatan mental yang relevan dan sedang banyak diperbincangkan di masyarakat. Ia kemudian menyusun alur pesan edukatif yang ingin disampaikan, mulai dari penjelasan tentang social anxiety, gejala-gejala umum seperti jantung berdebar, gemetar, hingga strategi pengelolaan diri yang ia rumuskan dalam konsep “HEART”: Healthy mindset, Engage socially, Avoid digital overload, Relaxation techniques, dan Talk & share.

Alicia berharap poster yang ia buat bisa menjadi alat edukasi publik untuk membantu orang mengenali dan mengatasi gejala social anxiety. “Targetku ada dua, orang yang sudah sadar bahwa dia mengalami social anxiety bisa menemukan solusi atau langkah penanganannya, dan orang yang belum tahu bisa mengenali gejalanya lebih dini,” tuturnya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp