
Sejumlah dosen Soegijapranata Catholic University (SCU) antusias mengikuti Pelatihan Pencarian Wadah Jurnal Kredibel yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) serta Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPSDM) SCU. Bertempat di Lib Cafe, Kampus 1 SCU Bendan pada Kamis, 13 November 2025, pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas dosen SCU dalam publikasi karya ilmiah di jurnal bereputasi, sekaligus mendukung percepatan Jabatan Akademik Dosen (JAD).
Dalam kesempatan ini, Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) SCU, Dyah Wulandari, PhD hadir di tengah para dosen untuk memberikan panduan komprehensif mengenai strategi publikasi ilmiah, mulai dari menelusuri jurnal kredibel yang terindeks Scopus, WoS, atau Sinta, hingga langkah-langkah teknis sebelum pengiriman naskah. “Menulis artikel ilmiah bukan hanya soal riset yang bagus, tetapi juga tentang pemahaman ekosistem publikasi,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya ketelitian dalam memilih jurnal yang sesuai bidang penelitian, menghindari jurnal predator atau jurnal yang sudah discontinued, serta memastikan kualitas naskah melalui proofreading profesional dan pemeriksaan ethical clearance bila diperlukan.
Sebagai penulis aktif dengan lebih dari 20 publikasi di jurnal bereputasi Scopus dalam lima tahun terakhir, Dyah juga berbagi pengalaman pribadi tentang kiat menghadapi proses review dan resubmission. “Gunakan alat bantu seperti Turnitin untuk memastikan orisinalitas, Grammarly untuk penyuntingan bahasa, serta platform seperti Perplexity atau Quillbot secara bijak untuk memperbaiki struktur tulisan,” tambahnya.
Pelatihan ini merupakan rangkaian program pendampingan “Camp Publikasi” yang diinisiasi LPPM dan LPSDM SCU sejak awal November dan akan berlangsung hingga Januari 2026. Menurut Kepala Pusat Akselerasi Jabatan Akademik Dosen (AJAD) SCU, Dr. Elizabeth Lucky Maretha Sitinjak, Camp Publikasi diadakan secara rutin sebagai wadah bagi dosen yang sedang menyiapkan karya tulis untuk publikasi.
“Dengan adanya pendampingan ini, mereka bisa menulis, berdiskusi, dan mempersiapkan publikasinya secara bersama-sama. Targetnya, minimal satu karya terpublikasi per dosen dalam periode tiga bulan,” ungkapnya.
Sejalan dengan itu, Kepala LPPM SCU, Dr. Yustina Trihoni Nalesti Dewi, memaknai bahwa publikasi karya ilmiah bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan JAD, melainkan tanggung jawab untuk menghasilkan temuan yang berdampak bagi masyarakat. “Menulis karya ilmiah bukan hanya untuk kenaikan pangkat, tapi juga cara berbagi pengetahuan kepada masyarakat dan komunitas akademik, termasuk mahasiswa,” tuturnya.
Ia pun berharap pendampingan ini dapat meningkatkan angka publikasi jurnal ilmiah bereputasi, sekaligus memperkuat budaya publikasi yang berkelanjutan di lingkungan universitas.
