Mahasiswa Program Darmasiswa Soegijapranata Catholic University (SCU) membuat jamu sebagai proyek tugas akhir mereka. Jamu tersebut dipresentasikan dalam acara “Jamu Exhibition and Cooking Class” yang diselenggarakan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), International Affairs and Cooperation Office (IACO), dan Faculty of Language and Arts (FLA) SCU. Diselenggarakan Selasar Fransiskus Asisi, Kampus 2 SCU BSB pada Jumat, 13 Desember 2024, kegiatan tersebut mengundang antusiasme khususnya mahasiswa dan dosen FTP SCU.
Dipresentasikan menggunakan Bahasa Indonesia, mereka mengenalkan manfaat dan bahan-bahan alami yang menjadi bahan baku pembuatan jamu. Adapun proyek tugas akhir ini merupakan gabungan dari 3 mata kuliah, yaitu Indonesian Jamu, Herbal Food and Beverage, dan Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA).
Total ada 4 jenis jamu yang dibuat oleh masing-masing 4 mahasiswa Program Darmasiswa. Mereka adalah Yuki Matsumoto (Jepang), Taysir Slimi (Tunisia), Rajo Nirina R. (Madagaskar), dan Nikita Emamjomeh (Iran).
Pameran tersebut juga memperlihatkan secara langsung cara pembuatan jamu tradisional hasil eksplorasi mahasiswa dengan bahan-bahan alami. Segenap sivitas akademika yang hadir pun bisa ikut merasakan cita rasa jamu hasil eksplorasi mahasiswa. Tidak hanya itu, kelas memasak yang menampilkan makanan tradisional Indonesia, seperti nasi kuning juga menjadi daya tarik utama.
“Bisa sekalian belajar cara membuat jamu tradisional dan memahami manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, serta memperkenalkan budaya Indonesia yang kaya melalui kuliner,” sambung Kepala IACO SCU Angelika Riyandari, PhD.
Lebih lanjut, Angelika menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan jamu sebagai warisan budaya Indonesia. Dalam hal ini, khususnya yang menggunakan bahan-bahan lokal. “Penggunaan bahan-bahan lokal dalam pengolahan makanan menjadi salah satu pesan penting yang disampaikan,” terangnya.
Menurutnya, adanya kegiatan sejenis sekaligus menunjukkan kontribusi SCU dalam mendukung keberagaman budaya dan melestarikan tradisi kuliner Indonesia melalui pendekatan ilmiah dan praktis. “Diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang pentingnya melestarikan budaya melalui kuliner tradisional yang sehat dan ramah lingkungan,” harapnya.
Sejalan dengan itu, minat yang besar terhadap jamu mendorong mahasiswa memilih SCU sebagai tempat melanjutkan studi. “SCU adalah satu-satunya universitas yang menyediakan program studi tentang jamu,” ujar Taysir.
Yuki, yang pertama kali mengunjungi Indonesia pada 2023, merasa tertarik mempelajari lebih dalam tentang minuman tradisional ini, termasuk sejarahnya. Ia berharap dapat memperluas penelitiannya terkait jamu setelah menyelesaikan studi di SCU dan kembali ke Jepang.
“Saya pertama kali mencoba jamu di Yogyakarta. Saat itu, saya mencoba berbagai jenis jamu, dan menurut saya minuman ini sangat menarik. Jamu memiliki banyak penggemar di Indonesia dan menyimpan sejarah yang panjang,” ungkap mahasiswa Keio University Jepang tersebut.