
Misa Syukur dalam rangka memperingati 129 tahun kelahiran Uskup Pribumi Pertama, Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ digelar di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang pada Selasa, 25 November 2025, dipimpin Rm. Materius Kristiyanto, Pr, Rm. Synesius Suyitna, SJ, dan Rm. Sbastianus Prasetya Aditama N., Pr. Perayaan Ekaristi yang digelar The Soegijapranata Institute (TSI) Soegijapranata Catholic University (SCU) ini diikuti sivitas akademika SCU, Yayasan Sosial Soegijapranata, Yayasan Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata, Ikatan Sarjana Katolik (ISKA), Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Pemuda Katolik, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan umat Keuskupan Agung Semarang (KAS).
Sampaian dalam Homili
Dalam homili, Rm. Kristiyanto menegaskan tiga prinsip hidup Mgr. Soegija yang dikutip Rm. Mangunwijaya dari pepatah Gereja Katolik, yaitu In dubiis libertas (dalam hal-hal yang meragukan, bebas), In necessariis unitas (dalam hal-hal penting, kesatuan), dan In omnibus caritas (dalam segala hal, kasih). Tiga prinsip tersebut, menurut keterangannya, menjadi pegangan Mgr. Soegija dalam menghadapi masa-masa kritis dan krisis.
Rm. Kristiyanto menjelaskan bagaimana Mgr. Soegija memberi ruang kreativitas dalam hal yang tidak dogmatis melalui penyesuaian Gereja dengan budaya lokal. “Mgr. Soegijapranata selalu membuka ruang kreativitas. Beliau mendorong penyesuaian Gereja dengan budaya lokal dan memberi ruang dialog dengan masyarakat luas,” tegasnya.
Kesetiaan terhadap persatuan Indonesia di masa genting hingga memindahkan pusat keuskupan ke Bintaran, juga disebut sebagai bukti nyata prinsip In necessariis unitas. Sementara, sikap hidup In omnibus caritas tampak melalui keberpihakan Mgr. Soegija pada kaum kecil tanpa memandang suku, agama, maupun pandangan politik, suatu warisan kemanusiaan. “Kita dipanggil untuk meneruskan karya dan kasih itu melalui hidup, pekerjaan, dan pelayanan kita masing-masing,” ajak Rm. Kristiyanto dalam homili.
Menghidupi Nilai yang Diwariskan
Sejalan dengan itu, Rektor SCU, Ir. Robertus Setiawan Aji Nugroho, PhD menegaskan bahwa peringatan kelahiran Mgr. Soegija menjadi pengingat untuk setia pada nilai-nilai yang telah diwariskan. Dalam hal ini, khususnya nilai kemanusiaan Mgr. Soegija yang turut menjadi inspirasi arah pengembangan kampus. “Joyful Campus, Joyful Futures yang menjadi semangat kampus berasal dari spiritualitas Mgr. Soegijapranata, bahwa mendidik dan mengajar harus membahagiakan agar yang mahasiswa sungguh berkembang,” jelasnya.
Saat ini, kampusnya turut terlibat bersama berbagai elemen Gereja tengah mempersiapkan proses beatifikasi Mgr. Soegija. “Soegijapranata bukan milik satu lembaga, tetapi milik kita semua. Harapannya proses beatifikasi menjadi ikhtiar bersama agar keteladanan beliau semakin menancap dalam hati kita,” ungkap Ir. Robertus.
Untuk diketahui, adapun beatifikasi adalah proses resmi Gereja Katolik untuk menyatakan bahwa seseorang hidup dalam kesucian dan dapat dihormati secara terbatas di wilayah tertentu. Gelar yang diberikan pada tahap ini adalah Beato/Beata dan merupakan langkah sebelum kanonisasi, yaitu penetapan sebagai Santo/Santa yang dihormati secara universal di seluruh dunia.