Unika Soegijapranata dan University of San Carlos Filipina menjalin kerja sama Green Accounting. University of San Carlos Filipina sangat tertarik terhadap konsep Green Accounting saat Kegiatan Visiting Professor Unika Soegijapranata berkunjung ke University of San Carlos, Filipina, beberapa waktu lalu.
Dua dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unika Soegijapranata, Prof Andreas Lako (Prodi Akuntansi) dan Dr Rustiana Untari (Prodi Manajemen) telah memberikan kuliah umum bagi para mahasiswa program S-1 di Universitas San Carlos dengan tema ”Toward Green Accounting: Issue, Theory and Application”, sedangkan untuk program master dan doktor diadakan seminar dengan fokus pembahasan mengenai Green Business dan Green Leadership.
‘’Saya memberi semacam international lecturer series di program pascasarjana (master dan doktoral) mahasiswa San Carlos. Saya mengajar, memberikan kuliah umum, dan menjadi pembicara seminar mengenai metodologi dan penulisan karya ilmiah.
Selain itu, saya juga memberikan workshop tentang strategi menulis di jurnal ilmiah serta melakukan pendampingan bagi para dosen dalam penyusunan riset,”ù jelas Prof Andreas. Dia menuturkan, Green Accounting merupakan hal yang baru di dunia, Indonesia maupun Filipina, sehingga mahasiswa dan para dosen sangat tertarik dengan topik tersebut.
Green Accounting adalah konsep di mana akuntansi tidak hanya berfokus pada objek dan transaksi keuangan saja seperti yang selama ini terjadi. Namun sebagai bagian dari sistem bisnis, ekonomi, pembangunan, dan sistem kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara, akuntansi juga harus dapat berintegrasi dengan fenomena sosial dan lingkungan yang ada di sekitar.
‘’Green Accounting membahas bagaimana akuntansi dapat lebih ramah terhadap sistem ekonomi dan bisnis, terhadap masyarakat, dan lingkungan sebagai satu kesatuan sistem. Selama ini akuntansi diidentikkan dengan keuangan dan ekonomi saja,” ujarnya. Tujuan akhir dari konsep Green Accounting adalah bagaimana akuntansi dapat memberi kontribusi dalam upaya mengatasi krisis sosial, perubahan iklim, dan pemanasan global.
Perubahan ini pertama-tama harus dilakukan oleh struktur tertinggi dalam suatu organisasi, yakni pemimpin. Adapun kendala yang sering dihadapi adalah ketika dunia bisnis telah merespon perkembangan zaman, begitu juga dengan pemerintah, sedangkan akuntansi masih menggunakan gaya lama konvensional yang hanya berbasis pada keuangan.
”Ini saatnya konsep baru mengenai Green Accounting perlu diterapkan yang melihat segala sesuatu secara lebih menyeluruh dan memperhitungkan semua bidang,” ujarnya. Konsep Green Accounting memang menemukan beberapa tantangan.
Ada beberapa perusahaan yang menolak menerapkan konsep ini, tetapi ada pula yang bergerak melampauinya karena kesadaran sendiri untuk peduli terhadap lingkungan dan masyarakat. ”Melalui kegiatan seperti ini, para dosen mendapatkan kesempatan dan pengalaman baru yang nantinya juga dapat ditularkan kepada mahasiswa dan menginspirasi mahasiswa,” terangnya.
►Suara Merdeka 23 Maret 2017, hal 24, http://www.suaramerdeka.com