Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta bersilaturahim ke Semarang, Senin, 8 November 2021. Kedatangan mereka untuk menimba ilmu kepada tokoh agama Romo Aloysius Budi Purnomo.
Romo Budi merupakan Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan di Keuskupan Agung Semarang (HAAK-KAS), Kepala Campus Ministry Unika dan juga Wakil FKUB Jawa Tengah. Kedatangan FKUB DKI Jakarta disambut Romo Budi bersama Wakil Rektor 3 Unika Soegijapranata, Robertus Setiawan Aji Nugroho di Pasturan Unika, Senin malam, 8 November 2021.
Ketua FKUB DKI Jakarta, Prof Dede Rosyada mengatakan, pihaknya sedang menimba ilmu bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, dengan mahasiswa yang berbeda agama, dan dengan pemuda-pemuda lintas agama. Sangat berharga bisa mengeksplorasi pengalaman-pengalaman dari Romo Budi.
“Pengalaman Pengalaman tersebut akan diimplementasikan di Jakarta. Di antaranya, selalu menyebarkan perdamaian, komunikasi antar umat beragama yang baik, sehingga tidak ada sekat,” ujar Prof Dede.
Disampaikannya, Kunjungan FKUB DKI Jakarta dalam rangka peningkatan kapasitas serta pembinaan perdamaian antaragama. FKUB DKI Jakarta berkunjung ke Semarang dan Yogyakarta untuk menemui tokoh – tokoh agama selama 4 hari dari 8 hingga 11 November.
Sementara itu, Romo Budi mengatakan bahwa tugas FKUB DKI Jakarta sangat berat. Dia pun mengingatkan, agar tidak terjebak pada konflik-konflik yang terjadi. Romo Budi juga mengajak untuk maju dan bangkit membangun komunikasi dan mediasi demi kerukunan umat beragama.
Dia mengatakan, Kota Semarang merupakan salah satu kota yang rukun karena pemimpin dan toko agamanya memberikan contoh yang baik. Romo Budi berharap kota-kota lain dapat mencontoh Semarang yang memiliki kerukunan lintas agama.
Dalam diskusi tersebut, Romo Budi mengajak peserta diskusi untuk membangun komunikasi dan mediasi antarumat beragama. Dia menerangkan bahwa masyarakat perlu membangun semangat paradigma positif yang manusiawi dan religius.
“Antarumat beragama perlu menghargai perbedaan agama, namun bukan menyamaratakan seluruh agama,” ujar Romo Budi. Selain itu, Romo Budi juga menerangkan bahwa dalam dialog keagamaan, diperlukan spirit bela rasa dan kerja sama. Hal tersebut perlu diterapkan agar identitas religius masyarakat dapat terbangun dengan berdasarkan pertemuan antarumat beragama.
“Sebaiknya tidak hanya FKUB saja yang mengatasi persoalan agama, tetapi bersama masyarakat kita bangun kerukunan lintas agama,” ujar Romo Budi. Diskusi ini juga digelar dalam rangka mempersiapkan peserta menjadi pembina Sekolah Agama dan Bina Damai (Sabda). Sekolah tersebut bertujuan untuk membangun jaringan komunikasi kader perdamaian lintas agama di Jakarta.
►https://www.suaramerdeka.com/nasional/pr-041620918/romo-budi-antarumat-beragama-perlu-menghargai-perbedaan?page=all
