Pages

Prof Ridwan Sanjaya: dari Keingintahuan hingga Bertahan


Keahliannya di bidang teknologi ternyata tak lepas dari pengaruh keluarga. Memiliki seorang kakak yang aktif mempelajari ilmu komputer, membawa dirinya masuk ke dalam dunia IT. Prof. Dr. Ridwan Sanjaya, S.E., S.Kom., MS.IEC, berhasil mencapai kariernya hingga menjadi Rektor Unika Soegijapranata karena didasari rasa ingin tahu.
Prof Ridwan yang saat itu duduk di bangku SMP, bertanya-tanya mengenai cara kerja komputer. Layaknya anak kecil lain yang memiliki pemikiran naif, hal itu juga dialami oleh Ridwan kecil. Ia mengaku sempat berpikir kalau komputer bisa menuruti perintah, hingga mencetak uang. Keingintahuannya itu lalu tumbuh menjadi ketertarikan untuk mempelajari lebih dalam.
Awalnya ia bermaksud ingin melanjutkan pendidikan di bidang komputer, tetapi tidak menemukan Universitas di Jawa Tengah yang memiliki jurusan tersebut. Alhasil ia memutuskan untuk mengambil program ekonomi di salah satu PTN. Namun, perasaan tidak betah pun melanda dan membuat Prof Ridwan memutuskan mengambil pendidikan di STMIK.
Singkat cerita ia berhasil menjalani kedua studi tersebut dan memperoleh gelar sarjananya.  Tak menyangka, menjalani bidang ekonomi dan IT secara bersamaan malah memunculkan justifikasi dalam dirinya. Prof Ridwan semakin diteguhkan mengapa ia harus menjalani kedua hal tersebut.
“Saya menemukan justifikasi kenapa saya harus belajar kedua hal ini (ekonomi, IT). Karena ternyata di masa depan itu, bisnis tidak bisa lepas dari teknologi dan teknologi tidak bisa lepas dari logika bisnis. Maka di S2 saya belajar tentang e-commerce technology,” tutur pria asal Demak itu.
Sebagai pakar IT, ia meyakini bahwa kelak teknologi akan menjadi bagian dari kehidupan manusia yang tak terpisahkan. Dan untuk kedua kalinya, ia semakin diteguhkan bahwa pilihan untuk masuk ke dunia teknologi adalah tepat. Bahkan terhitung dengan pencapaiannya sebagai Guru Besar Sistem Informasi Unika Soegijapranata.
Ketika ditanya mengapa memilih untuk terjun ke dunia pendidikan, Prof. Ridwan langsung menceritakan kejadian yang menjadi titik balik hidupnya. Beberapa kali menjalani pekerjaan yang berbeda dari web designer hingga supervisor, menjadikan ia sosok yang melakukan pekerjaan dengan maksimal.
Kehidupan sebagai supervisor pun ia jalani selama setahun, namun tak lama timbul rasa gelisah dalam benaknya. Ia menyadari bahwa dunia bisnis bukanlah tempat yang ia dambakan. Kesukaannya ialah meyakinkan orang lain melalui berbicara, diskusi, hingga brainstorming yang tak luput dari pengalaman menjadi aktivis semasa kuliah.
“Mungkin karena waktu S1 saya aktivis ya. Saya pernah jadi President of Internet Club di kampus, kemudian juga pernah diminta jadi ketua Senat Universitas. Hal menarik dari menjadi aktivis kan berbicara, nah ketika seseorang percaya dengan apa yang kita sampaikan itu menjadi suatu kelegaan buat saya,” ucapnya.
Menyadari itu, Prof Ridwan mengambil langkah untuk masuk ke dunia pendidikan. Ketika Unika Soegijapranata membuka lowongan Dosen Komputer, ia langsung memantapkan diri mendaftar. Mulanya ia kesulitan untuk beradaptasi dengan dunia pendidikan, namun memutuskan untuk tetap bertahan karena ia merasa berada di tempat seharusnya.
Belakangan setelah menjadi dosen, ia mendapati bahwa dunia pendidikan bukanlah hanya soal mengajar. Lebih dari itu ada sisi menarik seperti penelitian, pengabdian, bahkan bisa dipercaya untuk mengelola dalam pembangunan institusi. Sehingga tanpa terasa, sampai sekarang sudah 18 tahun dirinya menjalani profesi dosen ini.
Selama bergelut di bidang IT, selalu ada pengalaman menarik yang bisa Prof Ridwan ceritakan. Salah satu yang membekas di antaranya adalah cerita studi di Thailand. Pada satu masa, transferan dari pihak negara berhenti hingga membuat kehidupannya di sana terancam. Ia pun akhirnya berinisiatif mencoba melakukan program magang di suatu perusahaan IT bernama Siemens.
Ketika berhasil mendaftar, pihak perusahaan langsung menanyakan beberapa hal mengenai istilah komputer. Namun betapa kagetnya ia karena ternyata tidak bisa memahami konsep yang diberikan. Melihat ini, Prof Ridwan meminta waktu untuk mempelajari dan untungnya dalam waktu dua minggu ia berhasil menguasai. Melalui pengalaman tak terduga itu ia mendapati sesuatu.
“Sisi yang menarik adalah, saya menyadari perkembangan teknologi di dunia kerja itu sangat jauh lompatannya. Sehingga dunia pendidikan harus mengikuti. Maka ketika pulang, saya langsung usul ke teman-teman untuk membuat hal baru agar juga bisa lompat ke tingkat internasional,” ujar penggemar Charles Barkley itu.
Tak hanya sampai di situ, keberhasilan mewujudkan harapan untuk Unika juga ia dapatkan. Keahliannya di bidang teknologi menghasilkan sebuah sistem yang membantu para mahasiswa dalam hal informasi akademik. Terciptanya SINTAK (Sistem Informasi Terpadu Akademik) Unika Soegijapranata menjadi suatu terobosan dari meningkatkan kesempatan hidup. Segala kebutuhan surat menyurat, transkrip nilai, hingga track record mahasiswa bisa semakin mudah diakses.
*Tulisan di atas dibuat oleh reporter magang KUASAKATACOM Bela
sumber: https://kuasakata.com/read/sosok/27649-prof-ridwan-sanjayadari-keingintahuan-hingga-bertahan

Tag

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp