Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI Jawa Tengah mengukuhkan Paguyuban Pimpinan Bidang Akademik Perguruan Tinggi Swasta di wilayahnya. Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VI Jawa Tengah Prof DR DYP Sugiharto menyatakan, paguyuban ini berfungsi sebagai komunikasi dan koordinasi strategis antar PTS dan dengan pihaknya.
“Komunikasi dengan Kopertis khususnya tentang regulasi-regulasi Tri Dharma Perguruan Tinggi akan lebih efektif dan sering. Karena dalam konteks forum untuk pertemuan resmi antara Kopertis dengan pimpinan bidang akademik yang kami selenggarakan hanya satu tahun sekali dalam agenda rakor,” kata Prof DYP Sugiharto usai mengukuhkan Paguyuban Pimpinan Bidang Akademik PTS Wilayah VI di kantornya, Jumat (10/3).
Saat ini banyak regulasi-regulasi baru sambungnya, yang perlu dikomunikasikan dan dikoordinasikan sekaligus diimplementasikan. Tujuannya meningkatkan komunikasi agar mempercepat implementasu tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Ketua PPBA-PTS Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah Dr Ir Muhammad Haddin MT menyatakan, dengan adanya paguyuban ini antar sesama PTS bisa menyamakan persepsi dari regulasi-regulasi yang dikeluarkan oleh Kemenristekdikti. Sedangkan dalam mengimplementasikannya di lapangan sebelumnya bisa didiskusikan bersama-sama.
“Contoh PTS X sudah mendapat akreditasi A dan mempunyai pengalaman mendapatkan akreditasi tersebut maka yang B dan C dibagi pengalamannya supaya mendapat akreditasi yang sama,” tambahnya.
Tujuan kedua adalah menerapkan standar nasional perguruan tinggi sesuai Permenristekdikti karena PTS bervariasi tingkatannya. Ia melanjutkan, perguruan tinggi perannya sangat penting yaitu mendidik para pemimpin bangsa dan supaya mutunya sama sehingga tidak ada dikotomi negeri dan swasta.
“Melalui forum seperti ini kami saling berbagi mengenai Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat bahkan kelembagaan,” tambah Haddin.
Melalui forum share tri dharma PT pendidikan, pengabdian masyarakat, penelitian dan bahkan kelembagaan.
Kendala PTS banyak sekali karena tidak sama dengan perguruan tinggi negeri yang diberi semuanya oleh pemerintah. PTS masih kata dia, kalau tidak mutu maka akan mati.
Sedangkan kebanyakan input mahasiswanya dari second layer dan third layer dan seterusnya. Meskipun saat ini sudah banyak PTS yang menjadi pilihan pertama lulusan SMA. Serta saat ini sudah ada PTS yang menyamai negeri akreditasinya contoh, Unika Soegijapranata karena keseriusannya.
(►http://berita.suaramerdeka.com)