Hadir dalam Seminar Pendidikan bertajuk “Unlocking The Strawberry’s Mind: The Power of NLP,” Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) periode 2000-2004 Br. Dr. Martinus Tukir Handoko, M.Sc, FIC menuangkan pemikirannya tentang dinamika pendidikan, khususnya di Indonesia. Diselenggarakan di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan pada Selasa, 29 April 2025, forum tersebut dihadiri mahasiswa hingga tenaga pendidik dari berbagai sekolah di Kota Semarang dan sekitarnya.
Dalam pemaparannya, Br. Martinus mengungkap bahwa kepercayaan serta dukungan dari lingkungan mempunyai peran penting dalam kesuksesan proses belajar. Dalam hal ini, mulai dari orang tua dan keluarga, guru dan teman-temannya di sekolah, hingga sivitas akademika dalam lingkup perguruan tinggi.
Br. Martinus menggambarkan hal tersebut merupakan Pygmalion Effect, sebuah fenomena psikologis di mana harapan atau ekspektasi tinggi dari orang lain mendorong motivasi untuk mencapai tujuan tertentu. “Kalau kita ingin murid atau mahasiswa kita pintar, kita juga harus meyakini dan mencita-citakan itu,” tegasnya.
Dasar fenomena ini pertama kali diungkapkan melalui penelitian Robert Rosenthal dan Lenore Jacobson pada 1968. Melakukan studi di ratusan sekolah, keduanya menemukan bahwa ekspektasi guru memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi akademik siswa.
Sejalan dengan itu, Br. Martinus menjelaskan, ketika tenaga pendidik menaruh keyakinan pada peserta didik, mereka cenderung memberikan perlakukan yang lebih positif dan suportif. Hal ini menurut keterangan Br. Martinus akan mendorong peningkatan prestasi.
Namun, ia tetap menggarisbawahi bahwa penting juga keyakinan tersebut sampai kepada peserta didik, agar ia juga merasa termotivasi. ”Beda halnya kalau kita meminta murid untuk belajar, tapi dalam hatinya bersikap bodo amat juga percuma. Jadi kepercayaan itu harus sampai, nanti mereka akan merasakan dan dampaknya juga terlihat,” lanjutnya.
Ia menerangkan pendekatan ini disebut Neuro Linguistic Programming (NLP). Mulai dikembangkan pada 1970-an, pendekatan ini bertujuan untuk memahami dan mengubah pola pikir, bahasa, dan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.
“Adanya komunikasi yang membangun dan penuh harapan bisa menjadi alat bagi tenaga pendidik untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar peserta didik, memunculkan motivasi mereka dalam belajar,” sambung Br. Martinus.
Tujuan NLP sendiri menurut keterangan Br. Martinus relevan dengan pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan, menjaga, dan mengubah atau memperbaiki perilaku. Maka, pendekatan ini bisa diadaptasi.
Masa Purna Tugas
Seminar Pendidikan tersebut merupakan bagian dari acara penghormatan purnakarya kepada Br. Martinus yang telah memasuki masa purna tugas terhitung pada 10 Februari 2025. Namun, beliau sampai saat ini masih aktif menjadi salah satu pengurus Yayasan Sandjojo yang menaungi SCU. “Saya itu awalnya ditawarkan menjadi pengurus yayasan sekaligus menjadi dosen tidak tetap di SCU. Saya berterima kasih atas banyaknya pengalaman menyenangkan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Pembantu Rektor IV periode 2000-2004 Prof. Budi Widianarko mengungkap kesannya pernah bekerja bersama Br. Martinus. “Dia sangat mudah memberikan kepercayaan kepada orang lain, memberikan dukungan juga. Jadi, sebenarnya NPL itu cocok dengan beliau, karena memang sudah ada dalam diri beliau sejak dulu,” kesannya. \
