Melalui pendekatan kreatif, mahasiswa Ilmu Komunikasi Soegijapranata Catholic University (SCU) mengubah materi akademik menjadi poster ilmiah yang menarik. Pameran ini merupakan bagian dari mata kuliah Dasar-Dasar Media Kreatif dan berlangsung pada Kamis, 3 Juli 2025 di Gedung Albertus, Kampus 1 SCU Bendan.
Analisis film dengan materi kuliah
Para mahasiswa menganalisis film yang sudah disediakan seperti Home Sweet Loan, Buy Now, Okja, dan Woman from Rote Island, lalu mengaitkannya dengan fenomena sosial terkini di Indonesia. “Karena mereka melihat film, jadi mereka lebih tergambar, oh fenomena yang terjadi di Semarang dan Indonesia itu hampir sama. Misalnya di film Home Sweet Loan, ternyata KPR di Jawa Tengah juga sama susahnya seperti di Jakarta. Lalu mereka mengkritisi dengan sumber data yang valid,” jelas Elizabeth Florence Warikar, M.I.Kom, dosen pengampu mata kuliah.
Mahasiswa tidak hanya diminta mengkritisi, tetapi juga menganalisis dengan teori seperti semiotika, ekonomi politik komunikasi, hingga polarisasi media. Mereka wajib menjelaskan isi poster kepada pengunjung dan menjawab minimal lima pertanyaan berbeda. “Tujuannya supaya mereka bisa menangkap materi yang diajarkan di kelas, jadi mereka belajar dari situ,” ujar Flo.
Pameran Poster Ilmiah
Pameran dipilih karena lebih interaktif dibanding media sosial. “Kalau di medsos belum tentu orang paham dengan apa yang dilihat. Karena tidak ada penjelasannya, tidak ada interaksinya,” tambahnya. Dalam pameran ini, pengunjung bisa berdialog langsung dengan mahasiswa mengenai makna poster dan fenomena sosial yang diangkat. “Melalui interaksi yang nyaman itu, lebih memudahkan orang lain untuk paham materi apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia ini atau di sekitar mereka dari materi-materi kelas,” sambung Flo.
Pameran ini juga dihadiri oleh dosen Fakultas Hukum dan Komunikasi, salah satunya Andreas Pandiangan. “Pameran ini layak dibawa ke ruang yang lebih besar, supaya bisa menjangkau masyarakat luas dan menunjukkan bagaimana mahasiswa bisa berpikir kritis lewat media,” ungkapnya. Para dosen pun aktif bertanya, mendorong mahasiswa untuk menjelaskan pilihan judul, fenomena yang diangkat, serta sudut pandang kritis terhadap film dan analisanya.
Salah satu kelompok bahkan mendapat lebih dari 13 penanya. “Kebetulan kemarin berbarengan dengan KKU, jadi penanyanya itu banyak banget,” ujar Flo. Kegiatan ini tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga menyentuh aspek pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari tridharma perguruan tinggi. “Jadi betul-betul mengaplikasikan tridharma pengabdian pada masyarakat. Apa yang dipelajari di kelas itu tidak hanya sampai di kelas, tetapi juga betul-betul sampai ke orang luar supaya bisa melihat realita sosial,” tutupnya. (Humas SCU/Tisha)