Mahasiswa Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) Nandita Putri Nurkusuma mendapatkan penghargaan sebagai Indonesia’s Girl Persahabatan 2025 dalam ajang Indonesia’s Girl 2025.
Ajang ini menurut keterangan Nandita, diinisiasi Derry Dahlan (DD) Foundation yang terkenal sebagai pelopor pengembangan bakat remaja di Indonesia. Adapun beberapa di antaranya seperti Puteri Anak Indonesia, Puteri Remaja Indonesia, dan Puteri Batik Indonesia.
Bukan hanya kompetisi modelling, ajang ini juga fokus dalam pengembangan potensi diri di bidang kepercayaan diri, termasuk public speaking hingga personal branding. “Awalnya saya kira ini hanya soal modeling, ternyata lebih luas dari itu. Ajang ini menilai attitude, interaksi sosial, dan bagaimana peserta mampu membawa diri sebagai pribadi yang inspiratif,” ungkap Nandita.
Mewakili Provinsi Jawa Tengah, Nandita berhasil bersaing dengan perwakilan dari tiap provinsi di Indonesia dalam ajang yang berlangsung pada 3-7 Juli 2025 di Jakarta tersebut. Adapun pesertanya berasal dari kalangan pelajar, termasuk siswa dan mahasiswa, hingga model muda yang aktif dalam dunia pengembangan diri dan sosial.
”Saya ingin menantang diri dan mengembangkan potensi dalam dunia modelling sekaligus membangun karakter yang kuat dan positif. Meski bukan target utama, penghargaan ini menjadi pengakuan atas nilai yang saya perjuangkan,” kesan Nandita.
Setelah berhasil terpilih mewakili Jawa Tengah di tingkat nasional. Nandita menjalani masa karantina yang cukup padat selama 5 hari, di mana ia mengikuti pelatihan, pembekalan, penilaian, photoshoot, hingga penampilan koreografi. “Paling terasa karena sikap dan interaksi kami benar-benar dinilai, bukan hanya performa saat di atas panggung,” kata mahasiswa Ilmu Hukum tersebut.
Dalam prosesnya, Nandita harus menyeimbangkan semangat kompetisi dalam dirinya dengan rasa solidaritas yang mesti ia jaga bersama para peserta lain. Dirinya pun harus menjaga interaksi dengan para finalis lain, di samping ingin tetap tampil maksimal, khususnya saat di atas panggung.
Sikap selama karantina inilah yang menurut keterangan Nandita menjadi salah satu aspek penilaian, khususnya dalam menunjukkan empati dan kebersamaan, di samping kemampuan berkomunikasi. Selain deep interview yang dilakukan sebelum karantina, hal ini merupakan tantangan terbesar baginya.
Melalui penghargaan ini, Nandita ingin hadir sebagai sosok yang bisa membawa nilai positif, khususnya di ruang dan forum kolaborasi. Ia. pun mengaku akan mengembangkan potensinya lebih luas dengan mengikuti ajang sejenis ke depan. “Ini cermin dari proses penuh tantangan, pembelajaran, dan kebersamaan yang saya jalani,” tuturnya.