Pada hari Senin siang tanggal 27 Juni 2022, telah hadir di kampus Bendan – Unika Soegijapranata, satu rombongan pengelola Kemahasiswaan dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dengan didampingi oleh 9 orang staf dan kepala bagian di Kantor Kemahasiswaan, Alumni dan Campus Ministry (KKACM), bapak B. Yudi Dwiandiyanta, S.T., M.T merealisasikan janji yang tertunda 2 tahun karena pandemi untuk bertemu dengan Kemahasiswaan – Pusat Karir Unika.
Kepala Lembaga Pengembangan Mahasiswa dan Alumni, Dr Siswanto, MSi, Psikolog menerima rombongan dari Jogja dengan didampingi oleh Kepala 3 Pusat di bawah LPMA yaitu YB Dwi Setianto, ST., M.Cs, (Kepala Pusat Kegiatan Mahasiswa dan Alumni – PKMA), Bartolomeus Y. Adiwena, S.Psi., M.Si (Kepala Pusat Pengembangan Kepribadian Mahasiswa – PPKM) dan Yuliana Sri Wulandari, SE (Kepala Pusat Karir Mahasiswa dan Alumni – SSCC). Pukul 13.00 memasuki kawasan Bendan dan menempati ruang Hijau di Mikael lantai 3 sebagai tempat pertemuan.
Diawali dengan pak Yudi sebagai Kepala KACM memperkenalkan anggota rombongan yang terdiri dari Kabag. Kemahasiswaan dan Alumni dan staff, Kabag. Softskill dan Student Career dan staff, suster – romo sebagai Konselor, bruder Libert Jehadit, CSA sebagai pendamping asrama dan staff keuangan yang ditempatkan di Kemahasiswaan. Pak Yudi menyampaikan bahwa maksud kedatangannya adalah mewujudkan keinginan untuk berkunjung yang disampaikan kepada bu Yoel pada bulan Maret 2020 yang lalu. Oleh karena pandemi, maka semua rencana kunjungan ditunda.
Studi banding ini merupakan sebuah media belajar bersama antara 2 perguruan tinggi swasta Katolik dalam memberikan layanan terbaik bagi mahasiswa. Setelah menyimak paparan dari pak Barto tentang Student Care yang melayani konseling bagi mahasiswa dengan membentuk tim inti yang terdiri dari para konselor dari Fakultas Psikologi dan juga para pendamping kemahasiswaan dari setiap fakultas/ prodi, UAJY menyampaikan antusiasme dalam sistem ini. Apalagi dengan adanya kelompok mahasiswa sebagai volunteer menjadi ‘buddies’ yang akan bergerak di antara mahasiswa. Suster Florentina, sebagai konselor dari Campus Ministry menyampaikan bahwa sangat baik dan benar bahwa pendampingan itu tidak boleh terputus, bahkan sejak TK sampai dengan SMA telah ada guru konseling. “Jadi jika di perguruan tinggi ada sistem pendampingan atau konseling, maka dapat saya katakan bahwa sistem ini baik sekali,” tambah beliau.
Pak Yudi menyampaikan ketertarikannya akan Student Care ini dan berharap dari Unika dapat memberikan pendampingan bagi terbentuknya konseling mahasiswa di UAJY. Hal ini dapat dijadikan momentum keberlanjutan kerjasama bidang kemahasiswaan dan disambut dengan baik oleh Pak Siswanto, selaku penanggung jawab tertinggi dari Student Care.
Sedangkan materi tracer study yang menjadi hal utama lainnya juga disampaikan kepada pak Yudi kepada SSCC. Bagaimana caranya meningkatkan response rate, karena pada umumnya alumni kurang sekali dalam merespon. Meskipun response rate cukup tinggi pada saat mendapatkan dana hibah pada tahun 2019, namun dirasakan kembali menurun pada tahun berikutnya, terutama untuk tracer study tahun 2021 yang mengharuskan melacak alumni lulusan tahun 2019 dan 2020. Permasalahan ini ditanggapi dengan lebih legowo oleh bu Yoel – Kepala Pusat Karir, bahwa demikianlah perilaku alumni yang memang sudah merasa lepas dari universitas karena kelulusan. Namun demikian, program study pada tiap fakultas akan menjadi pemegang kendali dari tracer study sedangkan Pusat Karir akan memfasilitasi pada sistem web yang diakses oleh alumni serta kontrol responden. “Keterikatan emosional alumni adalah pada prodi atau fakultas, maka ini akan dijadikan jalan utama bagi pelacakan selain cara yang lain yaitu melalui web Halo Alumni Soepra 2022, dimana alumni dapat berinteraksi di dalamnya,” sambung pak Siswanto. Dijelaskan kembali oleh bu Yoel, bahwa dengan adanya Hani Soepra 2022 yang baru saja diluncurkan akan menambah response rate – exit survey, untuk kemudian dilacak pada saat 6 – 12 bulan setelahnya.
“Kami menjadikan Halo Alumni Soepra 2022 ini sebagai sarana layanan e-kartu alumni, e-legalization dan e-library, di mana semua layanan itu dapat diakses ketika alumni sudah mengisi tracer study,” jelas bu Yoel. Dan ini menjadikan inspirasi bagi pak Yudi dan kawan-kawan tentang bagaimana alumni dapat berinteraksi satu sama lain dalam satu wadah. “Menarik sekali!” sambut pak Yudi.
Kegiatan bincang-bincang bertukar ilmu ini kiranya berlangsung lebih lama jika tidak dihentikan oleh waktu yang semakin sore. Kira-kira pukul 15.15, rombongan pamit dan dilanjutkan dengan sekedar melihat ruangan Pengelola Kemahasiswaan dan Pusat Karir. Harapannya, kedua perguruan tinggi Katolik ini akan semakin erat dan bekerja sama. (sscc-yoel)
