“Kampus Unika Soegijapranata ini memang kampus bebas narkoba dan untuk mendukung itu memang kita sudah ada kegiatan yang rutin dilakukan khususnya untuk mahasiswa baru yaitu dengan tes urine. Disamping itu kegiatan ini juga sebagai bentuk dukungan kita terhadap apa yang disampaikan oleh Kemeristek Dikti bahwa salah satu program yang wajib dilakukan di universitas itu adalah pendidikan anti narkoba,” terang Dr. V. Kristina Ananingsih, ST., M.Sc. selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unika saat mendampingi pelaksanaan tes narkoba, Jumat (10/8).
“Sedangkan pendidikan anti narkoba sendiri kita sampaikan ke mahasiswa dengan kerjasama dengan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Unika Soegijapranata supaya ada konten di salah satu mata kuliah itu yang nanti mengarah ke pendidikan anti narkoba,” imbuhnya.
Lebih jauh, Dr. Kristina juga menjelaskan tentang pendampingan mahasiswa dari sejak awal para mahasiswa akan kuliah di Unika dengan wajib mengisi pernyataan bebas narkoba, dan pengawasannya secara periodik dengan melakukan tes urine bagi mahasiswa baru, serta saat di tengah-tengah perkuliahan secara random.
Dalam hal penanggulangan, Dr. Kristina menambahkan bahwa untuk penanggulangan di Unika didukung beberapa hal, yang pertama kita punya yang namanya Sekretariat Layanan Konseling Mahasiswa (SLKM) yang akan bertugas mendampingi dari sisi konseling bersama konselor. Selain itu juga ada Center for Addiction Studies (CAS) dari Fakultas Psikologi Unika, serta ada dosen Fakultas Psikologi yang memang sudah ahli dalam bidang pencegahan dan penanggulangan narkoba bahkan pernah mendapat penghargaan dari BNNP Provinsi Jateng, yaitu Indra Dwi Purnorno, M.Psi. Selanjutnya ada juga tim dokter dari Poliklinik Ibu Teresa Unika yang ikut terlibat di dalamnya, juga staf bidang kemahasiswaan yang mendampingi para mahasiswa selama kuliah di Unika.
Sementara salah satu mahasiswa baru Unika yang sempat diwawancara bernama Ophthalmic Februtuhing menyatakan pendapatnya tentang kegiatan tes urine dalam pencegahan narkoba ini.
“Kalau menurut saya kegiatan ini bagus sih, soalnya biar kita tahu bahwa sejak awal narkoba itu dilarang dan teman-teman mahasiswa juga paham supaya jangan coba-coba menggunakan narkoba, soalnya ketika kita menggunakan satu kali atau dua kali kemungkinan besar selanjutnya bakal bisa jadi ketergantungan. Efek dari ketergantungan itu membuat semuanya jadi gagal, baik dari sisi keuangan keluarga dan diri sendiri,” jelasnya. (fas)