Kuliah umum Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) kembali diadakan pada hari Jumat (8/3) di ruang kuliah 108 gedung Antonius.
Kuliah umum kali ini mengulas topik : “Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN : Dinamika Tantangan Keamanan Di Kawasan Asia Tenggara” dengan menghadirkan dua narasumber yaitu Asisten Deputi Kerjasama Asean, Widya Rahmanto SH MM dan Dr Pribadi Sutiono SS MA sebagai Kepala Pusat Kajian Asia Tenggara.
Kuliah umum yang terlaksana merupakan hasil kerjasama antara FHK Unika Soegijapranata dengan Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan RI.
Moderator kuliah umum sekaligus Kepala Pusat Kajian Asia Tenggara serta dosen FHK Unika Soegijapranata, Adrianus Bintang H N MA mengemukakan pendapatnya terkait kuliah umum FHK ini. “Tema besar dalam kuliah ini adalah kerjasama negara-negara di kawasan Asia Tenggara sedang tema kecilnya adalah kerjasama di bidang politik dan keamanan. Karena di ASEAN itu ada tiga pilar yaitu pilar Ekonomi, pilar Keamanan dan pilar yang ketiga adalah pilar sosial dan budaya. Dan yang sedang kita bicarakan dalam kuliah umum kali ini adalah pilar yang kedua yaitu pilar Keamanan,” urai Adrianus Bintang.
Selanjutnya Adrianus Bintang juga menjelaskan tentang kerjasama keamanan antar negara-negara se-Asia Tenggara dengan negara-negara Pasifik Selatan, serta kerjasama dalam hal penanggulangan terorisme dan deradikalisasi, terkait pula pemulangan eks combatan ISIS yang ada di Suriah dan Irak, yang kembali ke masing-masing negara mereka di kawasan Asia Tenggara.
Harapan lain, pelaksanaan kuliah umum ini juga merupakan update pengetahuan, karena isu yang dibicarakan adalah isu yang tidak biasa dibicarakan di dalam kelas. “Kita beruntung karena dalam kuliah umum ini dapat menghadirkan dua pembicara yang ahli di bidangnya, mereka adalah para diplomat dari Kementerian Luar Negeri yang diperbantukan di Menkopolhukkam, sehingga sangat menguasai persoalan yang sering dihadapi di kawasan Asia Tenggara.” Jelas Adrianus.
Sedangkan Widya Rahmanto SH MM dalam paparan materinya juga menjelaskan situasi perkembangan dan tantangan yang terjadi di kawasan Asia Tenggara termasuk di Asia Pasifik yang apabila dilihat dari tiga pilar kerjasama maka untuk pilar ekonomi dan sosial budaya masing-masing negara di lingkungan Asia Tenggara sudah terjalin dengan baik, hanya pilar stabilitas keamanan yang hingga saat ini kita masih berproses, mengingat masing-masing negara memiliki kepentingan atau prioritas sendiri-sendiri tetapi dalam hal penanganan teroris tampaknya menjadi prioritas utama.
“Para mahasiswa yang merupakan generasi masa depan, yang nantinya akan menggantikan kita, juga harus mengetahui dan memahami persoalan-persoalan yang dihadapi di kawasan Asia Tenggara. Terlebih dengan adanya pusat-pusat kajian seperti yang dimiliki oleh FHK Unika, maka apa yang kita sampaikan perlu ada pengkajian lebih dalam, serta sumber-sumber lain sebagai perbandingan supaya tidak hanya mendapatkan dari satu sumber saja,” ucap Widya.
Dr Pribadi Sutiono SS MA sebagai Kepala Pusat Kajian Asia Tenggara lebih menyoroti hal stabilitas nasional maupun internasional.
“Dalam kancah dunia internasional saat ini, terutama di kawasan regional kita di Asia Tenggara, tidak hanya situasi internasional yang perlu diperhatikan tetapi juga situasi domestik juga perlu kita perhatikan. Jadi yang penting sekarang adalah stabilitas regional harus kita jaga dengan lebih baik,” ucap Dr Pribadi.
“Sementara itu permasalahan yang masih dihadapi oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara, antara lain: pengungsi, teroris, kemanusiaan dan hal-hal lain masih perlu ditingkatkan.”
“Terlebih Indonesia sendiri saat ini juga sedang mempersiapkan PEMILU, maka hasil dari PEMILU tersebut sangat dinantikan oleh banyak negara terutama dari sisi ekonomi. Maka kestabilan dari hasil PEMILU kita, dengan terpilihnya pemimpin yang bisa dipercaya sangat bermanfaat bagi investasi. Oleh karena itu kita harus bisa melihat bahwa proses ini adalah hal yang wajar dan harus dilakukan, maka hendaknya kita bisa lebih bijaksana dalam menyikapinya, bukan hanya untuk kepentingan kita sendiri tetapi juga untuk kepentingan banyak orang, karena hasilnya nanti akan sangat menentukan ke arah mana negara kita selanjutnya,” tutup Dr Pribadi. (fas)