Tujuan orang saat mempelajari suatu bahasa pasti didasari oleh banyak motivasi, terutama di era globalisasi, bahasa Inggris sangatlah penting untuk digunakan sebagai media komunikasi. Itulah yang mendasari salah satu dosen Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unika Soegijapranata, Dr. Heny Hartono, SS., M.Pd. untuk membantu mengajar guru-guru di beberapa sekolah di Semarang. “Di Indonesia, standar kompetensi guru belum mencakup kompetensi bahasa ini. Padahal terdapat 4 dasar kompetensi yang diperhitungkan di Indonesia,” ujarnya.
Dalam mempelajari bahasa asing, terutama bahasa Inggris, terdapat 2 tujuan utama yaitu – ESP (English for Specific Purposes) dan EGP (English for General Purposes). “EGP itu digunakan untuk kebutuhan percakapan sehari-hari, daily conversation. Sedangkan ESP untuk penggunaan bidang masing-masing,” jelas Dr. Heny.
Dijelaskan pula oleh Dr. Heny bahwa bahasa Inggris kini dibutuhkan di semua bidang. Seperti saat ini, banyak bermunculan sekolah yang menawarkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Karena itu, dibutuhkan juga bahasa Inggris untuk mengajar. Sedangkan untuk mengajar dalam bahasa Inggris, terdapat 6 aspek kompetensi berbahasa yang diperlukan guru untuk memiliki communicative competence.
Dalam hal ini, Dr. Heny menularkan ilmunya untuk membantu beberapa sekolah di Semarang seperti SD Kebon Dalem, serta SD Kuncup Melati yang baru-baru ini mengadakan pelatihan tersebut. Dibantu oleh beberapa dosen lain menyiapkan modul bahan mengajar, Dr. Heny yang juga penulis buku English for Teachers ini dengan antusias menjadi pengajar dan membantu 15 guru yang ada di SD Kuncup Melati. “Kita siap membantu para guru ini sebagai wujud kerjasama Program Pengabdian Masyarakat.”
Dijelaskan pula olehnya, bahwa hal ini dilakukan berulang, tak hanya sesekali saja dan akan terus berlanjut bergantung pada jadwal pengajar dan murid-murid serta tenaga yang dapat membantu. “Mereka sangat antusias, senang, dan rasa kepercayaan dirinya meningkat.”
Saat terjun di lapangan, ada beberapa hal yang membuatnya menyadari bahwa tidak semua orang yang telah berposisi sebagai guru memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Terdapat 4 jenis klasifikasi guru berdasarkan analisanya yaitu guru yang lulusan bahasa Inggris namun kurang menguasai materi mengajar; guru yang fasih berbahasa Inggris dan menguasai materi ; guru yang menguasai subjek mengajar namun bahasa Inggrisnya kurang ; dan guru yang dikedua hal kurang menguasai.
Oleh karena itu, perlu terus dilakukan peningkatan melalui berbagai pelatihan. Ada kemajuan yang terjadi setelah diadakan pelatihan ini. “Selalu ada proses peningkatan yang terjadi pada guru-guru yang mengikuti pelatihan, hal ini terlihat dari hasil assesment di awal dan di akhir setelah adanya pelatihan.”
Dengan adanya kegiatan ini, dia berharap dapat membagi ilmu dan membantu mereka ( para guru ) meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka. “Harapannya melalui ilmu kita, dalam hal ini bidang bahasa Inggris, kita bisa berkontribusi pada masyarakat. Kita sudah ada ilmu dan sudah melakukan research, maka hasilnya dikembalikan lagi untuk masyarakat.” (Yel)