Pages

Kuatkan Pendidikan Inklusif, SCU Akan Terima Mahasiswa Muslim dari MUI Kabupaten Kaimana

Kuatkan Pendidikan Inklusif, SCU Akan Terima Mahasiswa Muslim dari MUI Kabupaten Kaimana

Soegijapranata Catholic University (SCU) menerima kedatangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Kaimana, Papua Barat pada Rabu, 9 Juli 2025 dalam rangka melakukan kunjungan kerja sama. Sebanyak 3 perwakilan MUI Kab. Kaimana, yaitu KH. M. Zein Farisa (Ketua), Safar M. Furuada (Sekretaris), dan Nurul Huda (Ketua Komisi Pendidikan), disambut Wakil Rektor Bidang Inovasi, Riset, dan Publikasi Robertus Setiawan Aji N, PhD dan Ketua Pusat Studi Desa dan Kawasan (PSDK) SCU Andreas Pandiangan, MSi di Gedung Mikael, Kampus 1 SCU Bendan.

Ditemani Dosen UIN Walisongo Dr. M. Mudofi dan perwakilan GPI Papua Kaimana Felix Jawi, MUI Kab. Kaimana menyampaikan rencananya untuk mengirimkan sejumlah calon mahasiswa dari Papua, khususnya Papua Barat untuk menempuh pendidikan di SCU.

Rencananya, program ini akan didukung dengan berbagai jalur beasiswa, baik dari MUI, SCU, hingga pemerintah daerah. Adapun beberapa beasiswa yang dihadirkan SCU mulai dari Kartu Indonesia Pintar (KIP), Prestasi, hingga Prestasi Olahraga. “Ada juga beasiswa aktivis organisasi keagamaan yang kami tidak menyebut secara eksplisit, tapi semua anak aktif dalam komunitas dan organisasi keagamaan bisa mendapatkan rekomendasi dan difasilitasi sesuai kapasitas dan komitmennya,” jelas Robertus. Maka dari itu, pihaknya siap membuka peluang beasiswa untuk siswa-siswa aktif di komunitas masjid atau organisasi keagamaan lainnya dengan pendekatan yang setara.

Menurut keterangan KH. Zein, SCU menghadirkan berbagai program studi yang relevan dengan kebutuhan di daerahnya. Sehingga, diharapkan mahasiswa selepas lulus akan kembali dan memberikan kontribusi kepada daerah asalnya melalui bekal keilmuan yang diberikan di SCU. “Kami berharap ada lebih banyak anak-anak muda dari Papua, khususnya Kaimana yang bisa mengakses pendidikan yang tinggi dan berkualitas, tanpa terhambat oleh latar belakang ekonomi maupun agama,” tuturnya di tengah-tengah diskusi.

Senada dengan itu, Safar menekankan pentingnya kerja sama ini sebagai bagian dari moderasi beragama dan pemerataan akses pendidikan. “Kami melihat SCU sebagai mitra strategis yang tidak hanya unggul dalam akademik, tapi juga memiliki kepedulian terhadap kemanusiaan dan keberagaman,” ucapnya.

Sementara, Robertus mewakili pihak kampus sangat terbuka dengan peluang kerja sama ini. Pihaknya pun siap menerima mahasiswa dari berbagai latar belakang. “Kami memang universitas Katolik, tetapi sejak awal berkomitmen menjadi kampus yang inklusif. Sekitar 40-50% mahasiswa dan dosen kami berasal dari non-Kristiani,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa kampus tidak memberikan pelajaran agama tertentu secara eksklusif, melainkan menghadirkan Mata Kuliah Religiusitas yang menekankan nilai-nilai universal kemanusiaan.

Di sisi lain, pihaknya pun berharap kerja sama ini tidak hanya berhenti pada pengiriman mahasiswa, melainkan berkembang dan menyentuh aspek riset, pengabdian kepada masyarakat, hingga pengembangan SDM di Papua. “Kami menyambut dengan tangan terbuka, kami memiliki studi yang fokus pada daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) serta kawasan desa,” tandasnya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp