Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) menjalin kerja sama strategis dengan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Semarang. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) berlangsung di Teater Gedung Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan, pada Jumat, 26 September 2025.
Kerja sama ini berfokus pada pengembangan sumber daya manusia, khususnya melalui program magang dan kuliah tamu yang melibatkan praktisi Bawaslu. Langkah ini pun diharapkan dapat memperkuat implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, sekaligus memberikan ruang belajar nyata bagi mahasiswa untuk memahami praktik pengawasan pemilu secara langsung.
Penandatanganan PKS tersebut bersamaan dengan penyelenggaraan Seminar “Bawaslu Goes to Campus” dengan tema “Demokrasi & Pengawasan Pemilu.” Kegiatan ini menghadirkan 3 narasumber yang memberikan sudut pandang berbeda terkait demokrasi dan pengawasan pemilu.
Pembicara pertama, Silvania Susanti, S.H., Koordinator Divisi Penanganan, Pelanggaran, Data & Informasi Bawaslu Kota Semarang, menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam menjaga kualitas demokrasi. “Mahasiswa memiliki peran strategis sebagai agen perubahan yang mampu mengawasi jalannya pemilu agar tetap jujur dan adil,” ujarnya.
Sementara itu, dua dosen FHK SCU turut menjadi narasumber. Dosen Ilmu Hukum Rafael Bonaventura Josemaria Escriva Theo Adi Negoro, membawakan materi tentang “Mewujudkan Keadilan Pemilu dengan Memilih dan Mengawasi.” Ia menekankan bahwa keadilan pemilu bukan hanya tanggung jawab penyelenggara, tetapi juga seluruh masyarakat yang berpartisipasi aktif dalam memilih dan mengawasi.
Selain itu, Dosen Ilmu Komunikasi SCU Drs. Andreas Pandiangan, M.Si., juga hadir sebagai pembicara dengan mengangkat topik “Demokrasi di Pemilu dan Tantangan Bawaslu.” Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa tantangan terbesar Bawaslu di era digital adalah melawan maraknya disinformasi dan memastikan partisipasi publik tetap sehat dalam proses demokrasi.
Kerja sama FHK SCU dengan Bawaslu Kota Semarang diharapkan menjadi langkah awal yang berkelanjutan untuk memperkuat kolaborasi akademisi dan praktisi dalam membangun kesadaran demokrasi di kalangan mahasiswa, sekaligus mendorong lahirnya generasi muda yang kritis dan peduli terhadap keberlangsungan pemilu yang adil serta demokratis.