Pages

Angkat Isu Budaya Lokal, Mahasiswa SCU Raih Best Advokasi dalam Ajang Duta Peduli Sejarah Jawa Tengah 2025

Angkat Isu Budaya Lokal, Mahasiswa SCU Raih Best Advokasi dalam Ajang Duta Peduli Sejarah Jawa Tengah 2025

Afrizal Qudsy Arifillah, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Soegijapranata Catholic University (SCU) berhasil meraih penghargaan Best Advokasi dalam ajang Duta Peduli Sejarah Jawa Tengah 2025 yang diselenggarakan 28 Mei – 5 Juni 2025. Ajang ini merupakan sebuah program yang berfokus pada promosi wisata bersejarah, budaya, dan lingkungan hidup yang masih sarat dengan nilai-nilai adat istiadat di tengah masyarakat. Tidak hanya mengangkat potensi wisata, ajang ini juga bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal.

Dalam ajang ini, Afrizal mengangkat isu Batik Kendal sebagai tema advokasinya. Ia menyoroti bahwa batik Kendal adalah warisan budaya lokal yang mulai terlupakan, meski memiliki sejarah panjang dan nilai budaya tinggi. “Batik Kendal memiliki motif khas seperti gentong dan daun sirih yang mencerminkan identitas serta kekayaan sejarah daerah. Sayangnya, belum banyak yang mengenalnya, bahkan dari kalangan generasi muda Kendal sendiri,” jelasnya.

Lebih lanjut, Afrizal ingin menghidupkan kembali kebanggaan akan Batik Kendal tidak hanya sebagai produk kain, tetapi juga sebagai simbol jati diri daerah. Ia menggagas upaya pelestarian batik melalui edukasi, kolaborasi dengan pengrajin lokal, dan kampanye di media sosial, agar batik Kendal tetap hidup. “Sejarah bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk dijaga dan diwariskan,” tambahnya.

Afri menjelaskan bahwa proses seleksi dalam ajang ini cukup ketat dan terdiri dari beberapa tahapan, yakni pemberkasan, wawancara awal, pengumuman finalis, deep interview, karantina, preliminary, dan grand final. “Proses seleksi ini sangat diluar ekspektasi saya. Awalnya saya tidak menyangka bisa masuk ke tahap finalis, tapi puji syukur akhirnya saya berkesempatan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan hingga malam grand final,” ungkap Afrizal.

Menurut Afrizal, tantangan terbesar dalam mengikuti ajang ini bukan berasal dari luar, melainkan dari diri sendiri. “Tantangan terberat adalah melawan rasa ragu dan membentuk keyakinan diri,” ungkapnya. Ia juga berharap agar prestasinya ini bisa dilanjutkan oleh mahasiswa SCU. “Semoga mahasiswa SCU berikutnya bisa meneruskan jejak saya di ajang ini,” tambahnya. (Humas SCU/Tisha)

Facebook
Twitter
LinkedIn
Email
WhatsApp