Kabar gembira datang dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari Tradisional Soegijapranata Catholic University (SCU), Kembangtaru. Mereka berhasil menyabet Juara Harapan 2 Tari Tradisional Kategori Universitas dalam 18th National Folklore Festival (NFF).
Dalam festival seni tersebut, UKM Kembangtaru mengirimkan 5 penarinya. Dua di antaranya merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi SCU, Theresa Nathania Krismaputri dan Gabriela Intan Karveni. Tiga lainnya adalah Citra Ayuning Shiela dari Program Studi Teknik Sipil, Fransiska Romana Maharani dari Program Nutrisi dan Teknologi Kuliner, serta Amanda Aditya Maharani dari Program Studi Manajamen.
Lima serangkai itu berhasil bersaing dengan Teknorat Indonesia University, Universitas Trisakti, dan Universitas Pancasila. Selain SCU, Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Universitas Diponegoro juga menjadi wakil dari Semarang dalam festival seni tersebut. Selain itu, ada 11 perguruan tinggi lainnya yang ikut menjadi saingan UKM Kembangtaru dalam ajang tersebut.
Sekilas Tentang 18th NFF FEB UI
NFF sendiri diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI). Bertempat di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa FEB UI, event ini berlangsung pada 4-7 Maret 2024.
Mengusung tema “Abhinayakarya Nirwana,” NFF kali ini diramaikan bukan hanya dengan lomba tari tradisional, melainkan juga paduan suara. Selain perguruan tinggi, SMA/SMK dari berbagai daerah di Indonesia juga turut meramaikan ajang seni tersebut. Beberapa sanggar tari juga mengirimkan penarinya untuk ikut bersaing dengan para siswa dan mahasiswa di sana.
Tari Rupo Kembyang
Tari yang ditampilkan UKM Kembangtaru berhasil memikat para juri. Bernama Rupo Kembyang, tari tersebut menceritakan perbedaan karakter pada setiap orang yang mendorongnya untuk saling memahami, menghargai, dan mengerti satu sama lain.
“Perjalanan dan perjuangan kehidupan manusia yang selalu ikhlas hidupnya akan cemerlang serta bahagia. Tari ini juga mengajarkan kita dalam untuk hidup berdampingan namun justru menjadi pelengkap kehidupan,” jelas Citra.
Halangan dan Tantangan
Festival ini merupakan pengalaman pertama bagi Amanda ikut berpartisipasi sekaligus membawa pulang penghargaan untuk SCU. Bersama keempat kakak tingkatnya, ia menjalani latihan selama pada Januari hingga Maret 2024.
Bagi Citra, kesulitannya dalam menerima kritik yang membangun menjadi halangan yang berarti selama menempuh 2 bulan latihan. “Kesulitan mengelola kritik yang masuk selama latihan agar bisa membangun dan tidak membuat down,” ujarnya.
Di samping itu, Thania menemui tantangannya saat menyamakan detail sekaligus tempo gerakan tarinya. “Menyamakan rasa antar penari inilah yang menjadi tantangan ketika menari dalam sebuah kelompok,” pungkasnya.
Walau begitu, mereka banyak menerima dukungan dari segenap sivitas akademika SCU. “Banyak dosen yang melewati kami saat latihan dan memberi semangat kepada kami,” tutur senang Gabriela.
